Kamis, 28 Februari 2008

Frustasi SPP, Mahasiswi Unej Jadi Pecun

Jember – Mahasiswi Universitas Jember memutuskan menjadi ayam kampus gara-gara tak mampu membayar SPP. Demikian diungkapkan salah satu mahasiswa, Marlutfi Yordanias yang unjuk rasa menuntut penyelesaian perkara SPP fiktif akibat ulah calo.

“Kenyataannya teman-teman yang menjadi korban SPP fiktif itu dipersulit oleh fakultas. Mahasiswa yang menjadi korban justru diminta membayar SPP lagi,”teriaknya dalam orasi di depan kantor pusat Unej.

Bahkan lanjut Marluti karena tak mampu membayar SPP ulang, salah satu Mahasiswa Unej memutuskan jual diri alias menjadi ayam kampus. Mahasiswi tersebut akhirnya memilih cara menjual diri itu karena ia takut sistem kredit semester (SKS) mata kuliahnya dipotong.

Namun sayang identitas mahasiswa korban percaloan SPP yang kini menjadi ayam kampus itu tak diungkapan. Dalam aksi menuntut penyelesaian SPP fiktif itu mahasiswa hanya memaparkan, jika sudah tak sanggup membayar. Sehingga sudah sepatutnya pihak rektorat bertindak lebih bijak

Untuk diketahui nominal pembayaran SPP yang ditetapkan universitas tak tergolong kecil untuk ukuran mahasiswa. Bagi mahasiswa kelas regular dibebani pembayaran SPP ulang sebesar Rp 500.000,- dan bagi mahasiswa kelas non regular dibebani biaya senilai Rp 1.250.000,-

Sementara itu menurut data terakhir tercatat korban SPP fiktif 550 mahasiswa. Dari 550 mahasiswa itu terbagi 171 mahasiswa fakultas hukum, 332 mahasiswa fakultas ekonomi dan 47 mahasiswa fakultas sastra.

dari ratusan mahasiswa korban itu, modus yang dihadapinya sama. Yakni mereka ditawari membayar SPP lebih rendah dan lebih cepat asalkan bersedia menggunakan pernatara (calo).

dalam aksinya para mahasiswa yang berunjuk rasa itu ditemui Pembantu Rektor III Unej Marwoto yang juga Ketua Tim Pengusutan SPP dan Kepala Bagian Kemahasiswaan Soeroso mengatakan, dari penelurusan yang dilakukan itu ternyata memang slip SPP terdapat stempel dan tanda tangan paraf yang palsu.

Selain itu mahasiswa juga tetap akan dikenakan membayar SPP ulang karena SPP yang telah dibayar tidak melalui prosedur.

"Kami menyarankan agar mahasiswa korban menghadapkan dua palaku ke polisi bersama barang bukti. Namun sayangnya polisi terlalu banyak pertimbangan," kata Marwoto.(*)

MS Wawan Bangun Galeri Lukis, Untuk Pelukis Se-Besuki

Jember – Menggapai mimpi jika banyak menemukan tantangan dianggap wajar. Apalagi impian itu berkaitan dengan hasil karya seni. Seperti yang dialami pelukis asal Jember Mahmasuwandana (MS) Wawan.

Setelah mengarungi tiga aliran melukis akhirnya di menetapkan pilihan pada aliran palet exspresionist. Aliran yang tak banyak diikuti pelukis karena cara melukisnya harus menggunakan pisau palet dipilihnya setelah dia diyakinkan oleh gurunya pelukis asal Holand Aris Smith.

“Awalnya aku tertekan sebab, mulai dari aliran natural, dan classic modern aku menemukan senang. Namun sejak aku kenal aliran palet exspresionist, aku dihadapkan pada tantangan,”ujarnya di galerinya jalan Hayam Wuruk 90 Kamis (28/2).

Tapi tantangan itu akhirnya pupus ujar Wawan, ketika dia mendapat inspirasi dari sang guru yang menyatakan semua tantangan pasti dapat teratasi. MS Wawan yang mengenal aliran palet exspresionist ditahun 1996 itu akhirnya berkiprah dan menjadi salah satu pelukis yang sering sekali menggelar pameran.

Bahkan tak hanya pameran di Indonesia, tetapi 24 negara dari 4 benua yang ada di bumi ini sudah pernah dijelajahi MS Wawan lengkap dengan sejumlah hasil karya lukisannya. Bahkan dari sekian lama penjelejahanya ke Negara-negara luar, MS Wawan sempat bertahan lama di bnegara kanguru Australia.

Masih kata Wawan, dari perjalanannya hidupnya meniti karier di dunia seni lukis, satu keinginannya yang hingga kini belum terpenuhi yakni mendapatkan kembali lukisan pertamannya yang beraliran natural, dengan tema “masa kecilku”.

Lukisan bergambar bocah yang menggendong temannya menyusuri sungai di sebuah jalan pinggir desa tersebut diharapkan dapat diketahui kolektornya. Karena jika kolektor lukisan bocah itu dapat ditemukan dia berkeinginan untuk membelinya kembali.

“Lukisan itu adalah gambaran dari masa kecilku, aku ingin membelinya lagi karena aku ingin mempersembahkan untuk anaku,”katanya.

Sebenarnya, kata Wawan untuk melukis kembali model lukisan bocah itu dia sanggup. Namun cara itu dinilainya tak bagus, karena nilai seni itu berasal dari insiprasi yang datang kala itu, asli muncul dari hati dan imagenasinya, bukan imagenasi dipaksakan.

Selain keinginan mendapatkan lukisan, obesesi lain yang harus dipenuhi oleh MS Wawan yakni berunjuk rasa ala pelukis. Unjuk rasa itu diwujudkan dalam bentuk mengundang seluruh pelukis yang ada di karisidenan besuki, dan diminta melukiskan penderitaan para TKI dan TKW yang berjuang dinegara orang guna mendapatkan rupiah.

“Mungkin obsesi itu baru dapat diwujudkan 2 – 3 bulan mendatang,”jelasnya.

Kini yang menjadi konsentrasi MS Wawan, adalah menyediakan galeri lukisan agar dapat dimanfaatkan pelukis di karisidenan Besuki guna mengekspresikan diri dalam bentuk lukisan.(*)

Rabu, 27 Februari 2008

Cagub 2008 Memalukan

Jember - Figure calon Gubernur 2008 memalukan. Pasalnya papan reklame mereka tak berizin dan tak membayar pajak. Sementara dalam setiap kesempatan bertatap muka dengan rakyat para cagub itu gembar-gembor mensejahterakan rakyat.

Ketua LSM Forum Komunikasi Anak Bangsa Suharyono mengatakan, prihatin terhadap para cagub yang akan running di pilgub 2008. Sebab untuk mengurus izin dan membayar pajak papan reklame mereka (cagub,red) sudah tak mau apalagi berjanji untuk bekerja dan mensejehterakan rakyat.

“Mestinya para cagub itu tahu diri, sebagai calon pemimpin mereka harus memberikan contoh yang baik. Jangan hanya rakyat yang disuruh taat aturan sementara para pemimpinnya melanggar,”jelasnya rabu (27/2).

Ditempat lain Kepala Dinas Pendapatan Daerah (kadispenda) Jember Suprapto membenarkan jika para cagub itu tak mengajukan izin dan tak membayar pajak untuk pemasangan papan reklame. Sebab aturan yang ada pungutan biaya restribusi pajak hanya untuk reklame komersial.

Untuk reklame atau kampanye politik kata, Suprapto tentunya urusan komisi pemilihan umum daerah (KPUD). Sebab yang berwenang memberikan izin reklame atau kampanye politik dalam pilgub 2008 adalah KPUD, bukan Dispenda.

“Kan yang punya jadwal kampanye KPUD, kalau Disenpenda yang mengatur kan lucu,”tukasnya.

Kalaupun papan reklame politik cagub dihitung laiknya reklame komersial, lanjut Suprapto, dia tak hafal harga yang harus dikenakan, sebab tiap lokasi berbeda. Semuanya harus disesuaikan dengan lokasi penempatan papan reklamenya.

Sementara dari pantauan Surya dilapangan, papan reklame para cagub jumlahnya lebih dari satu. Utamanya di segitiga emas kota (Sumbersari – Patrang – Kaliwates), papan reklame cagub mendominasi disetiap papan baliho.(*)

Para Ibu Resah, Susu Formula Tercampur Bakteri

Jember – Santernya pemberitaan merk susu formula tercemar bakteri enterobacter sakazakii mengakibatkan sejumlah ibu-ibu di Jember resah. Bahkan saking resahnya ibu-ibu di Jember memutuskan untuk mengurangi dosis susu yang dikonsumsi anaknya sampai batas waktu pemerintah mengumunkan merk susu yang tercemar.

Pemilik salah satu toko grosir di jalan Gajah Mada Deby, mengatakan jika dirinya juga khawatir dengan munculnya kabar itu. Ia berharap pemerintah dalam hal ini balai (pengawas obat dan makanan) POM segera memberikan pengumuman terkait merk susu formula.

“Selain persoalan bisnis saya juga punya bayi, jadi wajar jika saya juga khawatir dengan munculnya berita itu,”tegasnya Rabu (27/2).

Sementara ditempat berbeda anggota komisi B DPRD Jember Firman Setiawan, yang langsung sidak ke sejumlah toko mengaku belum mendapat informasi merk susu formula yang tercemar.

Meski demikian ia berharap agar pemerintah pusat segera mengumumkan merk-merk susu yang tercemar. Karena ia tak ingin sejumlah balita yang nota bene generasi penerus bangsa kondisi kesehatannya tergangu lantaran mengkonsumsi susu yang tercemar bakteri.

“Secara pribadi saya sendiri juga orang tua yang resah karena kedua anak kembar saya getol mengkonsumsi susu formula. Kalau susunya tercemar bagimana anak saya cerdas,”ujarnya.(*)

Selasa, 26 Februari 2008

Pedagang Ngotot Tak Mau Pindah

Jember – Ratusan pedagang pasar kencong kembali mendatangi kantor DPRD di jalan Kalimantan.Kedatangan para pedagang ini tetap dengan tujuan sama, yakni menuntut agar lokasi berjualan mereka ditempatkan di pasar lama yang sebelumnya terbakar.

Alasan para pedagang itu tak mau dipindahkan ke pasar baru karena jika berpindah tempat maka dagangannya tak laku. Kedatangan para pedagang itu ditemui anggota komisi B DPRD Jember.

Didalam ruangan komisi B, pertemuan antara pedagang dan anggota komisi B disesalkan ketua komisi B, Soenardi. Pasalnya para pedagang tak mengikuti ketentuan anggota dewan.

“Dalam undangan ke perwakilan pedagang sudah jelas, yakni dimohon perwakilan tak membawa massa. Terus terang dengan kondisi ramai massa anggota dewan tak dapat konsentrasi, sehingga dapat mempengaruhi sikap dewan”ujar Soenardi.

Sementara itu penyesalan ketua komisi B yang dilontarkan kepada pedagang disikapi dengan perasaan sama. Hamid menyatakan tak selayaknya anggota DPRD melontarkan pernyataan semacam itu.

Sebab yang datang ke kantor DPRD tersebut bukan masyarakat yang bertujuan untuk berbuat anarkis. Namun pedagang yang hanya meminta bantuan anggota dewan agar dapat menagihkan janji Bupati membangun pasar lama.

“Pembagunan pasar baru di atas lahan milik pabrik gula PT Perseroan Nusantara XI tak layak. Apalagi membangun pasar itu tak semudah membangun rumah, untuk itu pedagang tetap bekeinginan agar tak dipindah,”jelasnya.

Jika sampai tak dipenuhi tuntutannya lanjut Hamid, maka pedagang siap untuk menduduki pendapa kabupaten Jember. Pedagang akan kembali ke rumahnya masing-masing jika tuntutannya sudah dipenuhi.

Sementara Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Jember, Soeprapto menyatakan rencana pembangunan pasar baru sudah tak dapat diganggu gugat. Izin pinjam pakai PTPN XI sudah dikantongi Pemkab.

“Bentuk kerjasama akan ada MoU, dan pedagang tak perlu khwatir, dan tak perlu terus ramai. Sebab jika sampai hari ini tak kondusif maka investor yang akan ikut serta membangun pasar itu akan ketakutan.,”ungkpanya.(*)

Senin, 25 Februari 2008

Amin Direstui Kiai, Dhofir Dicoret

Bondowoso – Anggota DPR RI Drs H Amin Husni Senin (25/2) mengembalikan formulir pendaftaran bacabub Bondowoso, ke kantor DPC PKB. Amin yang mengembalikan formulir pendaftaran di temani oleh ketua PCNU Bondowoso, KH Qodir Syam menyatakan pencalonannya di pilbub Bondowoso sudah mendapat restu para kiai di Tapal Kuda.

Senin (25/2) Drs H Amin Husni mengatakan dari pendekatan komunikasi yang sudah dilakukan terhadap para kiai hasilnya mendapatklan restu, untuk itu ia pun berharap selain restu para kiai, keinginan lain yang paling diharapkannya masyarakat mendukung pencalonannya.

“Sejauh ini respon dari para kiai sangat besar. Bahkan rencanannya bukan hanya restu tetapi juga dukungan dari poro kiai,”jelasnya.

Sejumlah kiai yang sampai hari ini diklaimnya memberikan restu terhadap pencalonannya diantarannya Kiai Khotib Umar – Kecamatan Sukowono Jember, dan Kiai H R Chlil As’ad.

Pantauan di Kantor DPC PKB Jember, selain Drs H Amin Husni yang menggembalikan formulir pendaftaran, anggota DPRD Bondowoso H Zainul Fauzan yang juga ikut mendaftarkan diri dalam pencalonan itu Senin (25/2) juga terlihat menyerahkan berkas pendaftarannya di kantor DPC PKB Bondowoso.

Sementara anggota majelis kebangkitan PKB Tohari, SAg yang melayani pendaftaran bacabub saat dikonfirmasi membenarkan, dua bacabub yang mendaftar ke PKB yakni Amin Said dan Zainul Fauzan sudah mengembalikan berkas pendaftaran.

“Dari sembilan pendaftar hanya dua itu yang mengembalikan berkas. Sementara pendaftar lainnya akan mengembalikan Selasa (26/2),”ujarnya.

Dan untuk diketahui kata Tohari dari sembilan pendaftar bacabub, satu pendaftar yakni ketua DPC PKB H Achmad Dhofir dicoret namanya dari urutan pendaftar. Pencoretan itu dilakukan panitia MK karena H Achmad Dhofir tidak melengkapi syarat administrasi pendaftaran.

“Mau tak mau harus dicoret karena H Ahmad Dhofir tak melengkapi persyaratan,”ujarnya.(*)

Gus Ipul Tinggalkan Demokrat

Jember – Kedatangan Saifullah Yusuf akrab dipanggil Gus Ipul ke ponpes Raudlatul Ulum pimpinan Kiai Khotib Umar di Kecamatan Sukowono – Jember Minggu (25/2) lalu tak melibatkan pengurus DPC PAN dan DPC Demokrat. Meskipun kedatangan cawagub yang diusung oleh Demokrat dan PAN itu, guna meminta restu pencalonannya di pilgub Juli 2008.

Ketua Anshor Jember Dr Babun Suharto Senin (25/2) mengatakan, kedatangan Gus Ipul di Jember tak lebih hanya ingin pulang kampung. Sebagai santri, sudah selayaknya sebelum pencalonanan dia mendatangi gurunya (Kiai Khotib Umar,red).

Dari kedatangan itu lanjut Babun, secara tegas Kiai Khotib memberikan restu. Bahkan menurut pendengaran Babun, Kiai Khotib menyatakan sudah waktunya kelompok muda memimpin.

“Selain silaturrohmi, pencalonan Gus Ipul juga mendapat restu dari Kiai,”jelasnya.

Ditempat lain, ketua DPC Demokrat Jember Saptono Yusuf mengatakan jika kedatangan Gus Ipul ke Jember memang tak dikabarkan padanya. Namun meski demikian ia memahami jika konteks kedatangan Gus Ipul ke kiai Khotib itu misinya lain.

Saptono masih percaya jika kedatangan Gus Ipul ke Jember dalam rangka safari politik tentu saja dirinya dan pengurus PAN bakal dihubungi. Oleh karennya ia tak mempersoalkan meskipun saat itu Gus Ipul tak memberi kabar.

Namun meski demikian bukan berarti Demokat Jember tak butuh kontrak politik dengan kandidat. Keputusan DPP kata Saptono, memang sudah bulat mendukung pencalonan pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf, tapi tetap saja DPC Demokrat Jember juga membutuhkan kejelasan.

“Ya, kita membutuhkan kontrak politik,”kata Saptono Yusuf.(*)

Minggu, 24 Februari 2008

Pupuk Urea Memancing Xanthomonas Berkembang

Jember – Tanaman padi diempat kecamatan di Jember, diserang hama bakteri xanthomonas oryzae. Hama bakteri xanthomonas tersebut menyebabkan buah padi pecah. Ke empat kecamatan yang kini diserang hama bakteri xanthomonas masing-masing : Kecamatan Wuluhan, Balung, Ambulu dan Bangsalsari.

Ketua Kelompok Tani Margi Rahayu Kecamatan Wuluhan Edi Suryanto Minggu (24/2) mengatakan, dilingkungan sawah kelompoknya sudah ada sekitar 60 hektar sawah yang sudah terserang.

"Curah hujan yang tinggi dan angin besar menyebabkan kelembaban padi sangat tinggi. Dengan angin yang besar, maka daun terus bergesekan dan akhirnya pecah," terang Edi Suryanto,

pecahnya daun padi itu, maka memudahkan bakteri yang hidup dihawa yang sangat lembab makin berkembang biak. Diketahui padi yang kena xanthomonas itu cirinya daunnya menguning, kering dan nampak meranggas. jika tidak segera ditangangi maka tanaman padi yang masih berumur sekitar 40 hari itu akan mati dan gagal panen.

"Yang sudah kita lakukan kini menyemprot dengan bakterisida, fungisida dan insektisida," ujarnya.

Sementara ini hasil pengamatannya merebaknya serangan bakteri xanthomonas disebabkan petani terlalu banyak menggunakan pupuk Urea. Jika dalam kondisi cuaca yang lembab dan curah hujan yang tinggi, maka daya tahan tanaman kurang sekali dan mudah terserang penyakit. Untuk itu ia berharap Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Jember segera turun tangan agar perkembangan bakteri xanthomonas tidak terlalu menyebar.

ditempat lain, Ketua Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) Jumantoro mengatakan, bakteri xanthomonas itu juga menyerang kecamatan wilayah utara. Ia mengatakan, untuk mencegah Santomonas sebaiknya petani menggunakan pupuk berimbang.

"Kalau terlalu banyak pupuk Urea, maka daya tahan sangat rendah. Petani mesti memberikan pupuk tambahan lainnya," kata Jumantoro.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Jember Hari Widjayadimengakui , xanthomonas hanya menyerang tanaman padi di beberapa kecamatan. Meski ia tidak mengatakan sejumlah kecamatan terserang xanthomonas, namun dipastikannya penanganan bakteri segera dilakukan.

"Laporan kami, yang terkena Santomonas ada beberapa kecamatan. Ada yang kategori sedang, berat dan ringan. Padi yang terserang itu karena terlalu banyak pupuk Urea, padahal pupuk dengan kandungan B dan K juga harus diberikan pada tanaman padi sejak bulan pertama," kata Hadi Widjayadi.

Selanjutnya kata Hari cara pencegahan lain yang perlu dilakukan untuk mengatasi serangan itu jarak tanaman padi yang dilarik atau diperenggang agar kelembaban udara tidak terlalu tinggi.

"Kami juga sudah merancang bakteri anti xanthomonas yakni bakteri clorine yang kami buat di laboratorium pertanian. Membuatnya sangat murah dan cukup disemprotkan pada tanaman padi, maka Santomonas akan hilang," katanya.(*)

Jumat, 22 Februari 2008

Dua Petinggi PKB Berebut Kursi Bupati

Bondowoso – Ketua Dewan Syuro DPC PKB Bondowoso Samsul Hadi Merdeka dan Ketua Dewan Tanfidz DPC PKB Bondowoso H Achmad Dhafir akhirnya mendaftarkan diri sebagai bakal calon Bupati Bondowoso.

Keduanya mendaftarkan diri jelang pendaftaran bakal calon Bupati Bondowoso Jumat (22/2) ditutup. Kini total pendaftar bakal calon Bupati Bondowoso melalui PKB sebanyak 9 pendaftar bakal calon bupati dan 2 bakal calon wakil bupati.

Kepada Surya Jumat, H Achmad Dhafir mengatakan, dirinya mendaftarkan diri paling akhir karena harus menghormati pendaftar sebelumnya. Dia tak mau kehadirannya ditengah-tengah bursa bacabub justru mengakibatkan pendaftar lain khawatir.

Diketahui DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso menutup lamaran Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Calon Bupati (Cawabup) Jumat (22/2). Dari pendaftaraan yang dibuka sejak pukul 08.00 WIB itu, pada hari pertama pembukaan dua orang yang bertandang ke kantor DPC PKB jalan Santawi Kelurahan Tamansari hanya mendaftar sebagai bakal calon wakil Bupati saja.

Kedua orang itu adalah anggota Badan Kehormatan (BK) DPRD KH Saiful Haq dan keponakan Bupati Bondowoso Drs Mashoed Msi, Haris Sonhaji.

“Masing-masing calon wakil bupati itu sudah mengambil formulirnya hari ini,”kata Anggota Majelis kebangkitan DPC PKB Tohari Sag Kamis (21/2).

Haris Sonhaji saat dikonfirmasi terkait rencanannya mendaftar sebagai bakal calon wakil Bupati Bondowoso membenarkan. Dia tak menampik dan justru berharap masyarakat Bondowoso mendukung keputusanya untuk melanjutkan pembangunan Bondowoso agar bertambah baik.

Sementara ditempat berbeda, pendaftaran bakal calon Bupati dan bakal calon wakil Bupati Kantor melalui DPC PPP Bondowoso jauh lebih dibanjiri pelamar. Terbukti sejak pendaftaran calon bupati dibuka lima kandidat sudah menyerahkan berkas pendaftarannya.

Kelima kandidat itu yakni, Wakil Bupati Bondowoso KH Syalwa Arifin yang mendaftar sebagai bacabub, Kepala Dinas Peternakan Ir Poniran, serta dua staff Dinas Kehutanan Provinsi Jatim Mashadi dan Taufik

"Lima orang yang sudah mengembalikan formulir, dikenai biaya pendaftaran senilai Rp. 550.5000," kata Ketua DPC PPP, KH. Imam Thahir.st17

Bupati Jember Dipermalukan Para Camat

Jember – Bupati Jember, MZA Djalal terpaksa menelan pil pahit amburadulnya sistem kerja para bawahanya. Dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya pada Kamis (21/2) malam, bersama Kapolres Jember AKBP Drs Adang Ginanjar, dan Dandim 0824 Jember Letokol Mulyoaji, Djalal menemukan tiga camat tak berada di rumah dinasnnya. Padahal ketentuannya sebagai seorang camat harus selalu ada di wilayah.

Dari empat kantor kecamatan masing-masing Kecamatan Sumberjambe, Ledokombo, Sukowono dan Kecamatan Jelbuk, hanya satu camat yang berada di wilayah, yakni camat Ledokombo.

Lebih parah lagi, selain camat tak ada ditempat, jadwal piket penjagaan di empat kantor kecamatan itu tak memenuhi standart aturan. Rata-rata dari empat kantor kecamatan yang didatangi Muspida, hanya dijaga satu polisi pamong praja. Sedangkan staff kecamatan lain tak ada.

Kondisi tersebut timpang sekali dengan Kantor Polsek dan Koramil. Karena Kapolsek, Koramil serta beberapa petugas piket jaga tampak sedang bersiaga di kantornya masing-masing

Asisten Satu Tata Praja Pemkab Jember yang ikut dalam sidak itu mengatakan, sengaja dilapukan inspeksi mendadak guna mengetahui kedisiplinan para camat. Sebab sebagai pemilik wilayah dituntut harus selalu kondisi wilayahnya.

Sementara terkait amburadulnya sistem petugas piket, hasi mengatakan kecewa. Karena para camat tak mengindahkan ketentuan aturan yang sudah ada. Oleh sebab itu jika nantinya para camat akan mendapat sanksi dari Bupati, bagi Hasi sudah wajar. Sebab semua tindakan pasti ada konsekwensinya.

“Tapi untuk saat ini kita belum tahu sanksi seperti apa yang akan diterima oleh para camat itu,”jelasnya.

Ditempat berbeda camat Sumberjambe Mukhair Jauhari, saat dikonfirmasi melalui ponselnya tak menjawab. Ia hanya mengeluhkan buruknya signal di ponsel sehingga tak mendengar pernyataan.(*)

Kamis, 21 Februari 2008

Keponakan Bupati Bondowoso Melamar Bacawabub

Bondowoso – DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bondowoso menutup lamaran Calon Bupati (Cabup) dan Wakil Calon Bupati (Cawabup) Jumat (22/2). Sementara sejak pembukaan pendaftaraan Kamis (21/2), belum satupun bakal calon bupati yang mendaftar melalui PKB.

Dari pendaftaraan yang dibuka sejak pukul 08.00 WIB itu, dua orang yang bertandang ke kantor DPC PKB jalan Santawi Kelurahan Tamansari hanya mendaftar sebagai bakal calon wakil Bupati saja.

Kedua orang itu adalah anggota Badan Kehormatan (BK) DPRD KH Saiful Haq dan keponakan Bupati Bondowoso Drs Mashoed Msi, Haris Sonhaji.

“Masing-masing calon wakil bupati itu sudah mengambil formulirnya hari ini,”kata Anggota Majelis kebangkitan DPC PKB Tohari Sag Kamis (21/2).

Dari informasi yang dikumpulkan Surya dilapangan, Haris Sonhaji akan dipasangkan dengan anggota DPR RI, Amin Said yang bernencana mendaftar sebagai bakal calon Bupati pada Jumat (22/2)

Haris Sonhaji saat dikonfirmasi terkait rencanannya mendaftar sebagai bakal calon wakil Bupati Bondowoso membenarkan. Dia tak menampik dan justru berharap masyarakat Bondowoso mendukung keputusanya untuk melanjutkan pembangunan Bondowoso agar bertambah baik.

Sementara ditempat berbeda, pendaftaran bakal calon Bupati dan bakal calon wakil Bupati Kantor melalui DPC PPP Bondowoso jauh lebih dibanjiri pelamar. Terbukti sejak pendaftaran calon bupati dibuka lima kandidat sudah menyerahkan berkas pendaftarannya.

Kelima kandidat itu yakni, Wakil Bupati Bondowos KH Syalwa Arifin yang mendaftar sebagai bacabub, Kepala Dinas Peternakan Ir Poniran, serta dua staff Dinas Kehutanan Provinsi Jatim Mashadi dan Taufik

"Lima orang yang sudah mengembalikan formulir, dikenai biaya pendaftaran senilai Rp. 550.5000," kata Ketua DPC PPP, KH. Imam Thahir.(*)

Selasa, 19 Februari 2008

Masyarakat Heran Calo di SAMSAT Hilang

Jember – Masyarakat meminta agar sistem kerja yang ada di SAMSAT Lantas dipertahankan. Sebab meski pada awalnya masyarakat sempat canggung dengan pelayanan baru, tetapi pada akhirnya kecangunggan itu hilang dengan adanya bukti yang konkret dari pelayanan yang ada.

Supeno warga Desa / Kecamatan Sumberbaru Selasa (19/2) mengatakan, pada mulanya datang ke kantor SAMSAT guna mengurus perpanjangan STNK dia ragu. Pelayanan berbelit dan memakan waktu panjang menjadi ketakutan yang mendominasi perasaanya.

Namun pascadia menjalani prosedur yang berlaku di sana, dia merasa heran. Pasalnya gambaran pelayanan berbelit itu tak terbukti. Untuk itu dia berharap agar pelayanan tersebut dipertahankan.

“Dengan model pelayanan itu saya heran. Apalagi saat ini, saya tak lagi didatangi calo-calo yang menjanjikan pengurusan STNKnya ekstra cepat. Saya menemukan model pelayanan inidi SAMSAT Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu saat itu kalau gak salah Kasat lantasnya orang Bali,”jelasnya kepada Surya.

Senada dengan Supeno, Ningsih warga Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari mengaku terkejut saat memperpanjang SIM di kantor SAMSAT Sumbersari. Ujian test tulis yang sebelumnya hanya formalitas kini diberlakukan ketat. Sehingga jika pada test tulis itu dia tak lulus maka dampaknya ia tak bias memeiliki SIM.

“Untungnya aku lulus, meskipun sedikit bingung karena sudah lama tak mengikti test tulis,”ujarnya.

Menyikapi keheranan masyarakat Kasat Lantas Polres Jember AKP I Made Prasetya mendampingi Kapolres Jember AKBP Drs H Adang Ginajar mengatakan, sudah lumrah jika masyarakat bingung. Karena apapun modelnya sebuah perubahan itu pasti membawa dampak.(*)

Senin, 18 Februari 2008

Memalukan, Anggota DPRD Jember Saling Sikut

Jember – Anggota DPRD saling sikut. Hal ini dapat dilihat di komisi C DPRD Jember. Lima anggota komisi C tak lagi mempercayai jajarann pimpinan komisi C. jajaran itu masing-masing ketua Komisi C Heri Budi Ermawan, wakil pimpinan Ubaidillah dan sekretaris komisi Saptono Yusuf.

Ketidak percayaan itu lima anggota komisi C itu diwujudkan dalam bentuk surat mosi tak percaya. Kini surat itu ditujukan kepada Ketua DPRD Jember, Pimpinan Partai PDI-Perjuangan, dan pimpinan Partai Kebangkitan Bangsa.

Lima anggota DPRD yang menyatakan tak percaya lagi terhadap ketua komisinya itu masing-masing Ahmad Halim, Mustautin (Fraksi Kebangkitan Bangsa), Ahmad Dimyati (Fraksi Demokrat Amanat Bangsa), dan Karimullah (Fraksi Golkar) dan Saptono Yusuf (Fraksi Demokrat Amanat Bangsa).

Salah satu anggota komisi C yang ikut dalam mosi tak percaya tersebut Halim kepada Surya mengatakan, ada berbagai item yang memicu hingga anggota tak lagi percaya pada pengurus komisi. Beberapa di antaranya informasi mengenai tidak pernah adanya agenda kerja dengan mitra komisi, adanya hal-hal yang menyalahi kesepakatan bersama, dan terbengkalainya tugas komisi.

“Saya berharap ada perubahan komposisi dalam Komisi C. untuk itu kita mendesak pimpinan DPRD merespons keinginan Komisi C,” kata Halim, Senin (18/2).

Sementara itu selain Achmad Halim, Karimullah, salah satu pengusung mosi mengatakan, pihaknya melakukan pembagian tugas. Dimyati bertugas memberikan surat ke pimpinan DPRD, Halim memberikan surat ke pimpinan PKB Jember, dan Saptono Yusufmemberikan ke pimpinan PDI Perjuangan.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang PDI Perjuangan Anis Hidayatullah mengaku sudah menerima surat mosi tersebut. Dan dia berjanji akan merapatkan soal kepemimpinan Heri selaku kader PDIP.

Namun sebelumnya kata Hidayatullah, dia mengaku heran dengan isi surat itu. Pasalnya dari lima anggota komisi C yang ikut menyatakan mosi tak percaya adalah Saptono kok tanda. Padahal Saptono merupakan salah satu jajaran pimpinan yang kena mosi.

Ditempat berbeda Ketua DPRD Jember H M Madini Farouq saat dikonfirmasi mengaku belum menerima surat tersebut. “Jadi saya belum melangkah apa-apa,”ujarnya.(*)

Sabtu, 16 Februari 2008

Menteri Pertanian RI Melarang Ekspor Pupuk

Jember – Menteri Pertanian Republik Indonesia (RI) Anton Apriyanto melarang ekspor pupuk urea. Pernyataan larangan itu disampaikan pada acara peremian gedung laboratorium somatic embryonic pusat penelitian kopi dan kakao Indonesia Sabtu (16/2).

Alasan Anton melarang pupuk urea diekspor lantaran persoalan kelangkaan pupuk sering terjadi dibeberapa wilyah Indonesia termasuk diantaranya Kabupaten Jember.

“Saya akan merekomendasikan agar pemerintah tak lagi mengizinkan untuk ekspor pupuk. Semuanya demi memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri,”jelas Anton kepada undangan yang hadir pada acara itu.

Untuk diketahui, kata Anton adanya ekspor pupuk keluar negeri itu bermula dari berlimpahnya produksi pupuk urea di Indonesia. Oleh karena itu agar berlebihnya jumlah pupuk itu maka pemerintah berinisitaif untuk mengekspornya.

Dia tak menampik adanya persoalan kelangkaan pupuk urea itu disebabkan alokasi kebutuhan perbulan yang belum stabil. Sehingga meski kebutuhan pertahun sudah dirancang dengan diteil, tetapi pada bulanannya terkendala secara otomatis rancangan pertahunya-pun berubah.

Sementara untuk produksi pupuk jenis SP-36 di Indonesia terbatas. Apalagi diperparah dengan penggunaan pupuk yang tidak berimbang oleh para petani. Padahal rekomendasi pemerintah untuk penggunaan pupuk SP-36 cukup 100 kilogram perhektare tanah.

Dan untuk menagani persoalan kelangkaan pupuk agar tak terus terjadi.untuk kesekian kalinya Anton mengingatkan agar petani menggunakan pupuk secara tepat, yakni dengan metode pupuk berimbang.

Atau lanjut Anton solusi lain agar kelangkaan pupuk tak terjadi Anton mengimbau agar petani segera menggunakan pupuk organic. Karena jika petani mulai bersedia mengembangkan pemupukan tanah dengan pupuk organik, fosfor penggunaan pupuk kimia dapat berkurang 50 persen.

“Selain persoalan kurang idealnya penggunaan pupuk, sehingga mengakibatkan kelangkaan, faktor lain karena distribusi. Munculnya kios tak resmi akibatkan pendistribusian ke petani tersendat karena harga yang lebih mahal,”jelasnya.

Dan patut diketahui masyarakat, saat ini untuk mengatasi persoalan kelangkaan pupuk, pemerintah tengah mengupayakan usaha agribisnis pedesaan di 10 ribu desa. Tujuannya dengan pembentukan usaha agribisnis atau lembaga keuangan mikro ditingkat petani, dengan cara memberi modal Rp 100 juta perdesa petani tidak tergantung tengkulak, dan keuntungan yang diperoleh bisa menambah modal.(*)

Kamis, 14 Februari 2008

Kapolwil Besuki Bantah Noordin M Top Ditangkap

Jember – Kabar tertangkapnya teroris buruan polisi nomor satu, Noordin M Top di Kabupaten Bondowoso oleh Densus 88 Antiteror dibantah Kapolwil Besuki Kombes Suryandri Saiful. Padahal kabar tersebut sudah menyeruak di Mabes Polri.

“Saya tak mendegar adanya kabar itu. Kalaupun ada tentunya Densus 88 Antiteror sudah ada koordinasi lebih dulu dengan pihak Polwil,”jelasnya Rabu (13/2) via telepon.

Suryandri juga mengatakan, dirinya dihubungi oleh sejumlah wartawan terkait kabar itu. Tetapi berhubung kabar itu tak ada buktinya, maka ia pun memberikan jawaban sama seperti yang disampaikan ke Surya.

Isu tertangkapnya Nordin M Top berhembus dikalangan wartawan yang biasa stand by di Mabes Polri. Namun tak ubahnya Kapolwil Besuki Kombes Suryandri, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Pol Sisno Adiwinoto juga menyampaikan jawaban sama, yakni dia belum mengetahui kabar penangkapan itu.

Noordin M Top menjadi gembong teroris bersama dengan Azahari. Tetapi Azhari lebih dulu tewas pascadilumpuhkan Densus 88 Antiteror Mabes Polri pada penggerebekan di Kabupaten Batu – Malang beberapa waktu lalu.

Sementara Noordin M Top diburu polisi karena dituding terlibat pada aksi pengeboman di sejumlah tempat laiknya yang terjadi di Pulau Bali dan pengeboman di Kuningan Jakarta.(*)

Rabu, 13 Februari 2008

Pedagang Pasar Kencong Demo

Jember – Puluhan pedagang pasar Kencong, Kecamatan Kencong Rabu (13/2) berunjukrasa di kantor DPRD jl bengawan Solo 86. Dalam unjukrasa itu mereka menyampaikan tuntutan menolak rencana pemerintah merelokasi pasar kencong.

Didik Supriyadi, pedagang pasar kencong mengatakan, pasar tradisional dan pasar modern berbeda. Letak perbedaan itu ada pada sejarah berdirinya pasar. Jika pasar tradisional tumbuh merangkak mulai kecil hingga menjadi besar, namun pasar modern langsung tumbuh besar.

Untuk itu jika pemerintah memaksakan pedagang pasar Kencong direlokasi dijamin pedagang takan mau. Sebab dengan perpindahan itu daya tarik konsumen untuk mendatangi pasar modern akan hilang, khusunya konsumen lama yang selama ini selalu mendatangi pasar tradisional.

Selain alasan kehilangan konsumen, ada dua alas an lagi yang membuat warga pasar kencong enggan pindah tempat, pertama alas an keamanan dipasar baru belum terjamin. Dan alasan kedua rencana pasar lama akan diubah menjadi taman kota dengan diberi fasilitas hiburan tak layak. Sebab lokasinya berdekatan dengan Masjid jami’.

“Kami justru berharap janji Bupati Jember MZA Djalal terkait pembangunan pasar lama, pascaterbakar 16 Agustus 2005 lalu. Sementara janji itu sampia kini masih belum ada buktinya,”jelasnya.

Urusan pemerintah bersikukuh menjalankan rencananya membangun pasar ditempat baru, kata Didik, masyarakat takan menghalang-halangi, asalkan janji pembangunan pasar lama tetap dijalankan.

Sementara itu anggota Komisi B DPRD Jember, Jufriadi mengatakan, bahwa persoalan leenganan masyarakat itu bukan karena tempat baru. Tetapi justru karena kejenuhan pedagang ditempat sekarang. Selain tempatnya kotor, tatanan pasar sementara kurang apik sehingga mengakibatkan konsumen enggan datang.

“dan untuk mengatasinya semua tergantung pemerintah. Sebab sikap DPRD sudah jelas. Selama menguntungkan masyarakat, maka DPRD akan merestui,”jelasnya.(*)

Selasa, 12 Februari 2008

Dua Siswa SMAK Santo Paulus Di DO

Jember – Dua siswa SMAK Panto Paulus yang terlibat penganiayaan teman sekolahnya Dani Sugiarto di keluarkan atau Droup Out (DO) dari sekolah. Terhitung sejak bulan Pebruari ini mereka sudah tak lagi menjadi siswa SMAK Santo Paulus. Kedua siswa itu adalah Dedi alias Ipin siswa kelas 3, sementara Johan Faus siswa kelas I.

Namun dikeluarkannya kedua siswa dari sekolahnya menurut kepala Sekolah SMAK Santo Paulus Antonius Sumardi bukan karena persoalan terlibat penganiayaan itu. Melainkan karena pelanggaran tata tertib di sekolah.

Selasa (12/2) Antonius Sumardi mengatakan, jika keduanya dikeluarkan dari sekolah karena ulahnya. Setiap siswa di SMAK, pada awal masuk sekolah masing-masing siswa diberi point sebanyak 500 point.

Point itu dimanfaatkan sebagai salah satu tolak ukur kelakuan siswa selama sekolah. Jika kelakuanya bagus, dengan cara mengisi kegiatan ekstra kurikuler di sekolah maka pihak sekolah akan menambah ponitnya.

Tetapi jika kelakuannya dianggap jelek, maka point itu secara otomatis akan berkurang. Semisal larangan siswa membolos dan larangan siswa merokok di sekolah di langgar. Maka konskwensinya point sebanyak 500 itu bakal berkurang.

“Seperti yang terjadi pada Dedi, beberapa waktu lalu diketahuan merokok di toilet sekolah, maka secara otomatis pointnya berkurang. Jadi untuk diketahui dikeluarkannya Dedi bukan karena terlibat kasus penganiayaan itu,”jelasnya.

Untuk diketahui, Stela Toni, Tomi, dan Yohan sampai hari ini masih berstatus siswa SMAK Santo Paulus. Namun beberapa siswa kecuali Stela, saat ini pointny sudah berkurang banyak.

Jika kemudian mereka dalam peristiwa itu tercatat ikut terlibat maka tak menutup kemungkinan mereka juga akan dikeluarkan. Sebab 500 point yang mereka miliki memang sudah berkurang. Oleh karenanya Antonius berharap informasi sebenarnya terkait keterlibatan ketiga siswa tersebut.

“Aku kan bilang tolong bantu saya untuk mendapatkan informasi terkait keterlibatan mereka itu,”ungkpanya.

Ditempat lain ayah Dani Sugiarto, 16 –korban penganiayaan- Muhammah Alim mengatakan, kaget atas dikeluarkannya Dedi alias Ipin dari sekolah. Sebab Dedi alias Ipin adalah satu-satunya teman yang melindungi anaknya saat dianiaya, ditelanjangi dan direkam video HP.

“Rencananya kita akan ke skolah guna meminta agar Ipin tak dikeluarkan. Sebab dia yang ikut melarai penganiayaan itu,”jelas Alim.

Terkait laporan polisi yang sudah ditempuh keluarga Dani hingga kini tetap berjalan. Polisi menagani kasus tersebut. Namun sayang meski kini diakui dalam penanganan polisi, namun nama-nama yang dipanggil saksi belum dapat dibeberkan.

KBO Reskrim Polres Jember Iptu Wisnu Wibowo mengatakan, prosesnya jalan terus. Tapi penaganannya diserahkan ke unit PPA. Sehingga untuk informasi lebih lanjut Surya diminta menemui Kanit PPA. Sementara Kanit PPA Trimuji saat dikonfirmasi sedang tak ada ditempat.(*)

Senin, 11 Februari 2008

RSUD Seobandi Kini Mirip Perusahaan Lising

Jember – RSUD dr Soebandi kini mirip perusahaan pembiayaan (lising). Setidaknya hal ini dapat dilihat pada kasus Sabtu (9/2) lalu. Santoso 61, warga jalan undang windu kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates yang meninggal akibat penyakit stroke, jenazahnya tak bisa dibawa pulang dari rumah sakit guna dimakamkan, jika tak ada jaminan bukti pemilikan kendaraan bermotor (BPKB) sepeda motor.

Untung saja Santoso yang hidup sendiri itu dikenal sebagai orang baik dilingkungan rumahnya. Sehingga agar jenazah Santoso tak terlalu lama berada dikamar mayat RSUD Seobandi tetangga Santoso menjaminkan BBKB sepeda motornya. Dan BPKB tersebut baru dapat diambil Senin (11/2) jika kartu askeskin sudah disetujui oleh perusahaan askes.

Pekerja Sosial masyarakat (PSM) Heri Mukhlis Senin (11/2) mengatakan, bahwa dirinya menyesalkan tindakan yang dilakukan oknum petugas RSUD. Dari tindakan itu Heri menilai jika oknum petugas itu tak punya nurani.

“Padahal sebelumnya kita sudah menyampaikan jika keterangan Santoso sebagai warga miskin sudah dikuatkan oleh surat dari lurah dan camat setempat. Namun tetap saja petugas tak menghiraukan dan melarang jenazah dibawa pulang,”ungkapnya.

Tak hanya itu, kata Heri, menurutnya petugas rumah sakit-pun telah tahu jika pada awal masuk Santoso dikenal sebagai kelompok maskin. Hal itu dapat diketahui selain dari surat-surat keterangan maskin, laiknya kartu gakin hal lainya yang dapat dijadikan bukti yakni ketika masuk ke rumah sakit untuk membayar biaya tiket senilai Rp 19.000, -para tetangga yang menghantarkan iuran.

Sementara Wakil Direktur RSUD Soebandi dr Bagas Kumoro saat dikonfirmasi soal itu mengatakan, jika jaminan itu tak harus BPKB sepeda motor atau surat berharga lainya, cukup menggunakan KTP.

Tetapi resikonya jika hanya KTP, dikhawatirkan seperti pasien sebelumnya, warga yang sakit tak kembali lagi dan memilih membiarkan KTP ditahan di rumah sakit. Sehingga yang kelabakan tetap pihak rumah sakit.

“Mulai bulan Oktober 2007 hingga bulan Pebruari 2008 ini tercatat sebanyak 9 KTP yang ditinggalkan oleh pasien dan tak mau menyelesaikan administrasinya menggunakan askeskin,”jelasnya.

Padahal patut diketahui, kata Bagas untuk pembiayaan sejak Januari 2008 pengganti pembiayaan maskin tak lagi ditanggung Askeskin. Namun langsung dari Depkes, pihak Askeskin hanya bersifat mengetahui saja.(*)

Minggu, 10 Februari 2008

PDIP Belum Tentukan Cawagub

Jember – Meski DPP PDIP sudah menurunkan rekomendasi calon gubernur Jawa Timur Sucipto, namun untuk calon wakil gubernur masih belum ditentukan. Hal itu dikatakan Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Kusnadi disela-sela sosialisasi cagub Sucipto di Gedung Olahraga Wanita Jember, Minggu (10/2).

Persoalan belum ditentukannya cawagub disebabkan karena masih banyaknya persoalan yang dibahas dan demi ketelitian kreteria calon yang masuk dalam kriteria yang dikehendaki kader PDIP.

"Persoalan Sucipto saja terkadang masih ada ditingkat kader PDIP Jatim, sebab dulu ada sejumlah daerah yang lebih menghendaki Sukarwo. Kita berharap kader dibasis tetap solid," kata Kusnadi, kemarin.

Ia juga berharap nantinya cagub yang diusung memiliki komitmen untuk membangun Jawa Timur. Hal senada dikatakan Ketua Bidang Politik DPC PDIP Jember Yusuf Iskandar.

Menurutnya, soal pro-kontra mengusung Sucipti atau Sukarwo itu sudah biasa diinternal partai berlambang banteng moncong putih ini.

"Yang penting kita bisa memahami dan satu lagi jangan sampai ada perpecahan ditingkat basis," kata Yusuf Iskandar.

Dalam sosialisasi itu, DPD PDIP memberikan seumlah poster bergambar Sucipto untuk dipasang dimasing-masing kecamatan atau Pimpinan Anak Cabang se-Jember.(*)

Sekjen PKB Dead Line PKB Bondowoso Segera Bentuk MK

Bondowoso – Sekjen DPP PKB Yenny Zanubah Wahid dead line pengurus DPC PKB kabupaten Bondowoso untuk membetuk Majelis Kebangkitan (MK) sampai batas waktu akhir bulan Februari. Pasalnya pembentukan MK itu sudah menjadi ketentuan partai sebelum memberangkatkan calon kepala daerah.

Tugas dari Majelis Kebangkitan tersebut adalah menyeleksi para bakal calon (balon) Bupati Bondowoso sebelum diusung oleh PKB sebagai ‘jago’ di pentas pilkada. Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Majelis Kebangkitan ini akan bekerja secara profesional. Artinya, mereka akan benar-benar melakukan penilaian secara objektif tentang diri figur yang bersangkutan.

Berdasarkan aturan di partai, tim ini nantinya akan mengajukan lebih dari satu pasangan calon kepala daerah. Dengan ketentuan diisi antara 5 sampai 9 orang yang terdiri dari pengurus Cabang, PPKB, Garda Bangsa dan PAC.

Jika sampai akhir bulan Pebruari MK DPC PKB Bondowoso tak segera dibentuk, maka secara otomatis dapat diartikan pengurus DPC PKB Bondowoso melawan ketentuan dari DPP.

”MK itu perlu proses lama, gak hanya mengusung nama calon tapi mendegar visi misi dari masing-masing calon. Sebelum nantinya nama-nama itu mendapat rekom dari DPP PKB,”jelasnya Minggu (10/2).

Yang pasti ujar Yenny, untuk calon kepala daerah di Bondowoso figurnya diserahkan pada DPC. Dengan catatan pesan DPP nama yang diusung PKB layak jual, dan dikenal masyarakat.

Sementara ketua DPC PKB Bondowoso H Achmad Dhofir mengatakan, pembentukan MK bisa dilaksanakan jika seluruh pengurus DPC mensepakatinya. Jika hanya dia yang mensepakati sementara pengurus lain tak mau maka secara otomatis MK tak bisa segera dibentuk.(*)

Faktor Banjir Bondowoso Sama Dengan Wilayah Lain

Bondowoso – Problem bencana banjir bandang yang terjadi di 13 Kecamatan di Bondowoso, sama persis dengan bencana yang terjadi di wilayah lain. Yakni persoalan behaviour – prilaku masyarakat dan pejabat di pelbagai daerah yang masih kurang dengan ancaman lingkungan. Serta persoalan teknis terkait infraksutruktur yakni bangunan aliran sungai yang langsung menuju kota Situbondo. Demikian disampaikan anggota komisi V DPR RI Azwar Anas.

“Dan untuk menyelesaikannya harus ada langkah kedepan yang harus dibicarakan oleh dua pemerintahan kabupaten Bondowoso dan Situbondo,”tegasnya Minggu (10/2)

Terkait persoalan penggundulan hutan yang sampai sekarang masih terjadi, tentunya tugas pemerintah harus segera mensosialisasikannya. Ada dua undang-undang No 24/2007 tentang bencana alam dan UU tata ruang lingkungan, kata Azwar yang sampai sekarang belum bisa diimplemantasikan padahal UU itu sudah disahkan.

Karena jika hal itu tak segera diimplementasikan maka prilaku tersebut akan terus berjalan. Penanaman 1000 pohon oleh kalangan pejabat nanti hanya dijadikan ajang seremoni tanpa ada kepedulian melindungi lingkungan.

“Saat ini tugasnya aparat segera bertindak. Karena jika hal tersebut terus dibiarkan siklus tahunan bencana akibat penggundulan hutan akan terus terjadi,”ungkapnya.(*)

Warga Cemas Pascabanjir Bandang Susulan Datang

Bondowoso – Banjir bandang susulan kembali menghancurkan satu masjid di Desa Kemuningan Kecamatan Tamankrocok Sabtu (9/2) sekitar pukul 20.00 WIB. Masjid Nurul Ahyah yang terletak dipinggir aliran sungai desa itu tergerus hingga sebagian bangunannya hilang disapu air bah.

Meski tak ada korban jiwa pada banjir susulan tersebut, namun akibat itu warga masih ketakutan. Mereka cemas banjir datang lagi jika hujan turun. Oleh karenanya sejumlah persiapan-pun dilakukan sebelum banjir susulan menerpanya.

Kepala Desa Kemuningan, Sumaksus, Minggu (10/2) mengatakan, sudah wajar jika warga masih ketakutan. Apalagi warga yang tinggal disepanjang pinggir sungai ini. Delapan rumah yang sudah hanyut disapu air di hari Jumat (8/2) sebelumnya tak ingin lagi terulang pada warga yang saat ini rumahnya hanya rusak sebagian saja.

“Sampai saat ini mereka masih berupaya mencari perlindungan ditempat pengungsian. Maklum hujan yang kerap kali datang belum bisa membuat hati mereka (warga,red) tenang,”jelasnya.

Ditempat berbeda Bupati Bondowoso Drs Mashoed Msi, mengatakan akibat banjir susulan itu kerugian bertambah. Dari keugian sementara mencapai Rp 18,870 miliar kini bertambah menjadi Rp 38,005 miliar.

Bertambahnya kerugian itu diakibatkan karena banyaknya infrastruktur jalan yang rusak, hilangnya lahan pertanian yang mencapai kerugian Rp 350 juta dan rusaknya areal perkebunan yang mncapai Rp 2 miliar.

“jadi kalau semula kita menghitung kerugian akibat banjir hanya Rp 18 miliar, kini bertambah. Namun semoga bertambahnya kerugian itu cukup sampai waktu sekarang saja. Semoga tidak ada banjir susulan lagi,”katanya.

Sementara itu Sekjend PKB Yenny Zanubah Wahid ketika di lokasi bencana Desa Cangkring Kecamatan Prajekan mengatakan, jika kedatangannya ke Bondowoso guna memberikan bantuan pada korban bencana.

Terkait kedatangannya di lokasi bencana itu dimaknai sebagai ajang tebar pesona. Yang penting Yenny dampak dari tebar pesona itu rakyat diuntungkan dengan banyaknya bantuan dari pelbagai kalangan yang berkepentingan utamanya para calon Gubernur (cagub).

“Tak ada masalah dengan penafsiran orang yang penting dalam kondisi seperti saat ini masyarakat yang membutuhkan bantuan dapat segera diatasi. Justru dengan kondisi seperti sekarang masyarakat banyak diuntungkan,”tukasnya.

Sekadar diketahui, kedatangan Sekjen PKB yenny wahid ditemani oleh anggota komisi V DPR RI Azwar Anas, anggota komisi X DPR RI Amin Said Husni, dan Ketua DPW PKB Hasan Aminudin. Para tokoh politik tersebut memberikan bantuan berupa sembako dan mie instant.(*)

Jumat, 08 Februari 2008

Pelaku Pengeroyokan Tercatat Anak Bermasalah Di Sekolah

Jember – Aksi pengeroyokan dan menelanjangi siswa kelas I SMA Katolik Santo Paulus, Dani Sugiarto 16 oleh 8 orang rekanya beberapa waktu lalu hingga hari ini belum ada penyelesaiannya.

Namun yang mengejutkan beberapa siswa yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu adalah siswa yang kerap mendapatkan “perhatian khusus” dari sekolah karena ulahnya melanggar tatib sekolah, kecuali Stela. Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMAK Santo Paulus Antonius Sumardi kepada Surya Jumat (8/2) di rumahnya.

“Saya belum mempunyai data. Jadi tolong bantu saya mencari info lebih terkait keterlibtan mereka dalam penegeroyokan,”jelasnya

Terkait dengan beberapa siswa yang dianggapnya mempunyai “catatan khusus” dari sekolah, Sumardi mengatakan, siswa yang terlibat pengeroyokan merupakan yang sering melanggar tatib sekolah.

Seperti Yuda contohnya, dalam catatan sekolah dia sudah tak naik kelas selama dua kali. Oleh karenannya mau tak mau dia terpaksa harus keluar dari SMAK Santo Paulus dan pindah sekolah ke SMA Katolik Satya Candika yang lokasinya di Jl Mojopahit Kecamatan Kaliwates.

Namun meski secara resmi penyelesaian itu belum ada, pihak sekolah sementara ini sudah memanggil beberapa siswa guna dimintai keterangan. Siswa-siswa itu diantaranya Johan Fauz, Dedi, Dani dan Stela.

Dan keterangan sementara yang didapatkan, siswa mengakui adanya fakta penganiayaan. Namun dari sekian siswa itu keterangannya berbeda-beda. Untuk itu dari keterangan sementara Sumardi menyangsikan keterangan dari para siswa.

Rencananya untuk mendapat keterangan lebih guru Badan Penyuluhan (BP) akan memanggil Yohan, Tomi Pandu, dan Toni. Belum diketahui hasil pemeriksaan ketiganya.

Yang jelas, orang tua Johan Fauz sudah siap meminta maaf kepada Muhammad Alim, orang tua Dani. Menurut Sumardi, dia yang paling menggebu-gebu ingin segera ke Bondowoso menyelesaikan persoalan tersebut.

Delapan orang yang berada di lokasi penganiayaan
1. Yuda
2. Dedi alias Ipin.
3. Johan Fauz.
4. Yohan.
5. Tomi Pandu.
6. Toni.
7. Stefi.
8. Stela.


Satu Pelaku Pengeroyokan Ketakutan, dan Menyesali Perbuatan

Jember – Stela salah satu pelaku pengeroyokan siswa SMA Katolik Santo Paulus Jember Dani Sugianto, ketakutan dan mengirim pesan pendek (SMS) berisi penyesalan dan permintaan maaf atas insiden di gedung kosong tak jauh dari Mapolres Jember.

Seperti disampaikan Dani Kepada Surya Kamis (7/2/), upaya permintaan maaf Stela yang diwujudkan dalam bentuk SMS itu jumlahnya kurang lebih sebanyak 29 SMS. Dan SMS dari nomor ponsel 0818 03 452XXX yang pertama pada pukul 16.27 yang ditujukan ke Dani berbunyi agar Dani tutup mulut terkait penganiayaan itu “Sing penting jagaen mulutmu ojok sampek orang lain tahu masalah ini.”

Kemudian pada pesan selanjutnya pada pukul pukul 16.35, berbunyi bahwa Stela tidak mau berbicara dulu dengan Dani yang nota bene kawan akrabnya sejak dibangku SMPK. “Ya tanggungen ae perbuatanmu. Yo wis ta aku mau tidur”.

Namun, meski semula Stela terlihat kesal pada Dani pada Kamis (31/1/), tiba-tiba sikap Stela berubah. Masih dalam bentuk komunikasi menggunakan SMS Stela terkesan ketakutan. Bahkan dari rasa ketakutan itu terungkap, bahwa Stela akan menghapus rekaman telanjang Dani yang ada di ponsel.

Selanjutnya selain menyatakan akan menghapus rekaman video telanjang, Stela juga meminta agar, salah satu dari delapan orang yang berada di tempat kejadian yakni Ipin alias Dedi, tidak dilibatkan.

Dalam SMS Stela ke Dani tertulis “Plis lu ojok cerita pigi papamu nek Ipin mbek konco-koncone sing lain melok mukul lu. Plis soro ya Dan. Masiyo lu bilang aku mbek kokoku mukul lu gak papa wis. Tolong ya, Dan. Lu mau pigi rumahku ta sekarang?”

Masih kata Dani hal itu dilakukan karena, Stela ingin melindungi Dedi dan kawan-kawan agar tak didepak dari sekolah. Pada SMS pukul 17.28 WIB (31/2), ia menjelaskan bahwa jika Ipin dan kawan-kawannya bikin masalah, maka akan dikeluarkan dari sekolah. Dalam SMS itu tertuang pernyataan Stela “Aku kan keroso salah soro nek arek-arek iku di-DO (saya akan merasa bersalah sekali kalau anak-anak itu dikeluarkan dari sekolah).”

Selain permintaan maaf tak tidak dilibatkannya Dedi peda pengeroyokan itu Stela juga meminta persoalan diselesaikan baik-baik antara orang tuanya dengan orang tua Dani, dalam SMS pukul 17.15 WIB berbunyi . “Doh, nek isa dimarikno baik-baik ae ya.
Aku gak nyongko Bu Ima (guru SMAK Santo Paulus) tau kabeh”.


Belum cukup menyatakan itu pada SMS pukul 17.47 WIB, Stela mengirimkan SMS dengan fiture gambar fasilitas handhone orang menangis. Stela ingin menujukan penyesalannya dalam SMS itu “Doh, Dan, kok sampek kayak gini…aku gak tau kudu yak opo lagi.”

Dan SMS penutup pada ukul 17.52 WIB Stela yang masih dengan perasaan menyesal juga mengungkapkan jika pemukulan pada hari Rabu tersebut sudah keterlaluan.bunyi SMSnya “Aku ya ngerti nek kemarin iku kesoroen (ketarlaluan). Tapi nek aku gak nyangka nek di-video pisan. Tapi sing pasti iku wis dihapus. Sori ya, aku takut dikeluarno dari sekolah.”

Sementara sampai Jumat kemarin Surya gagal menemui ayah Stela, Dokter Gigi Sutikno Iskak, di rumahnya di Jalan Majapahit blok V. Menurut seorang pembantunya, keluarga
Sutikno sedang keluar rumah.

Kamis, 07 Februari 2008

TKW Indonesia, Dilarang Salat di Hongkong

Jember – Diperkirakan ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri khusunya di Negara Hongkong masih belum mendapatkan hak syariat Islam. Terbukti untuk menjalankan ibadah salat, para TKI hanya bias menjalankan ibadah salat Subuh dan Isya’. Sementa jadwa Salat lainya tak boleh dikerjakan karena harus bekerja memenuhi permintaan majikan.

Seperti yang disampaikan seorang mantan TKI yang bekerja di Hongkong asal Dusun Mandigu Desa Sidodadi Kecamatan Tempurejo, Hartati (28) Kamis (7/2) mengatakan, hak syariat Islam itu tidak diberikan oleh majikan sejak bulan awal seorang TKI bekerja.

Larangan itu diwujudkan dalam bentuk peralatan ibadah dirampas oleh agen dan majikan. Ataupun jika masih memaksa menjalankan ibadah salat maka ketentuannya mukenah yang digunakan tak boleh berwarna putih.

“Padahal dalam shalat sebagai umat Islam kita selalu diwajibkan, tapi ada majikan yang merasa takut dan pingsan karena melihat mukenah warna putih. Kita dikira seperti setan," kata TKI yang bekerja 8 tahun di Hongkong." kata Hartati.

Selain dilarang Salat para TKI juga selalu mendapatkan ancaman dari majikan untuk dipaksa makan daging babi yang dalam hukum Islam diharamkan.

"Kita pernah diawal 3 bulan pertama dipaksa makan daging babi. Kita sempat muntah-muntah," ujarnya.

Sedangka mantan TKI asal Hongkong lainnya, Sutiah mengatakan, dalam pekerjaanya disana ia setiap hari merawat anjing. Setiap kali anjing itu diajak jalan-jalan, maka selalu membawa kertas koran untuk menampung kotoran anjing.

"Padahal setelah membersihkan kotoran anjing itu, seorang muslim harus menyucikan diri dengan mandi tujuh kali dan mengambil air wudlu," ujar Sutiah yang selama 4 tahun bekerja di Hongkong.

Sedangkan salah satu anggota Komisi E DPRD Jawa Timur Imam Ghozali Aro mengatakan, kasus TKI selama ini yang terungkap masih baru kekerasan saja. Padahal kata dia, hak-hak syariat Islam TKI selama ini masih saja terampas oleh majikan dan agen penyalur tenaga kerja.

"Kita minta agar TKI mendapatkan hak syariat Islam. Sebab TKI selama ini kok hanya diambil devisanya saja yang mencapai 3 triliun pertahun, namun haknya masih belum terpenuhi," kata Imam Ghozali Aro.

Ia juga menambahkan, pemerintah seharusnya mengambil tindakan tegas dan segera merumuskan aturan agar hak syariat Islam TKI bisa terpenuhi.(*)

Siswa SMK Dianiaya, Ditelanjangi dan Direkam Video

Jember – Dani Sugiarto 16, siswa Sekolah Menengah Katolik (SMK) Santo Paulus dianiaya, ditelanjangi dan direkam video oleh 8 orang temannya dimana satu diantarannya Mahasiswa Petra Surabaya.

Penganiayaan terjadi di rumah kosong bekas studio Radio swasta di Jember yang tak jauh dari Markas Polres Jember. Pemicu penganiaan tersebut dari informasi korban karena dituduh mengintip teman sekolahnya, Stela, pada saat mandi di lokasi pemandian umum tempat wisata Watu Ulo – Kecamatan Ambulu pada 27 Januari 2008 lalu.

Akibat penganiayaan tersebut Dani warga Jl Mastrip Kelurahan Kembang Kecamatan Kota Bondowoso itu mengalami luka memar di bagian wajah dan muntah darah. Kini kasus ini telah dilaporkan ke polisi dengan nomor pelaporan Nopol :STPL/64/I/2008/Polres.
Kamis (7/2) Dani mengatakan, sepulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB dia di Jemput temannya yang bersekolah di SMU Satya Cendika. Korban diajak untuk mengikuti Yuda menuju rumah kosong itu. Ditengah perjalanan menuju rumah kosong, Yuda yang masih mengenakan seragam terlihat mengkontak salah satu rekannya melalui telepon salular.

“Aku gak tahu pada saat itu Yuda menelpon siapa,”jelas Dani.

Selanjutnya setiba kedua teman tersebut di rumah kosong, ternyata kedatangannya disambut oleh Stela dan akaknya Stevi – Mahasiswa Petra – serta 6 rekan korban satu sekolah.

Sambutannya tak ramah. Dani yang baru tiba di rumah kosong tersebut langsung dikonfirmasi Stevi prihal tudingan terhadapnya yang mengintip Stela mandi.

“Sebenarnya Stela sendiri tak tahu soal itu. Tapi dia merasa yakin sewaktu mandi aku mengintipnya karena mendapat cerita dari Roky,”imbuhnya.

Kemudian lanjut Dani, berhubung dia tak mengaku Stela menampar pipinya, disusul sejumlah pukulan dari Stevi dan 5 rekan satu sekolah. Dani yang sendirian tak mampu mengelak ia hanya menerima pasrah tindak kekerasan itu.

Tak cukup itu, ungkap Dani, belum puas menghajar wajahnya, Stevi CS meminta agar Dani melepas baju seragamnya. Harapanya dengan menelanjangi korban Stevi CS mendapat pengakuan.

Tapi sayang kekokohan Dani untuk mempertahankan diri tak mengakui tudingan yang ditujukan padanya kuat. Meski dia ditelanjangi dan direkam menggunakan video ponsel korban tetap menyatakan tak melakukan perbuatan itu.

Kepala Sekolah SMK Santo Paulus Antonius Supardi saat dikonfirmasi mengatakan, pengeroyokan itu terjadi diluar sekolah. Dan lagi salah satu pelakunya sudah lulus dari SMK Santo Paulus, sehingga untuk siswa yang sudah lulus tak lagi jadi tanggungan sekolah. Selanjutnya terkait jalur hukum yang ditempuh orang tua Dani, H Muhammad Alim. Kepsek tak berkomentar.

“Untuk siswa yang terlibat sudah dipanggil, dan berupaya untuk diselesaikan secara kekeluargaan,”ungkapnya.(*)


Diintimidasi Guru BP

Jember – Kasus penganiayaan Dani Sugiarto telah didengar oleh pihak sekolah. Bahkan kabarnya sudah diupayakan solusi penyelesaiannya. Namun dalam penyelesaian itu Dani merasa ada yang ganjil.

Dia diminta mengakui mengintip Stela mandi oleh salah satu guru di SMK Santo Paulus, Ima Kulata. Alasan permintaan guru itu karena mendegar bahwa sekian banyak saksi menyatakan Dani memang mengintip Stela mandi.

Namun permintaan itu tak mau dipenuhi Dani. Sebab dia merasa bahwa kesaksian itu bukan dari seluruh siswa, melainkan hanya pengakuan dari salah satu rekan Dani yakni Roky.

“Saya sempat bersitegang dengan Bu Ima Karena, saya diminta untuk mengakui ya saya tak mau. Sebab kesaksian itu hanya pernyataan dari Roky bukan siswa lainya,”tukasnya.

Kini Dani tak mau lagi sekolah. Dia mengaku trauma dan malu akibat perbuatan Stevi CS. Dani memutuskan untuk bertahan dirumah dan bersedia untuk kembali di sekolah jika pindah sekolah.

Sementara kepala Sekolah SMK Santo Paulus Antonius Supardi mengatakan tak tahu jika ada intimidasi. Bahkan untuk memastikannya dia perlu menanyakan dulu ke guru bersangkutan.

“saya tak mau gegebah,”katanya.(*)

Selasa, 05 Februari 2008

DPP Partai Demokrat Resmi Pecat Dua Kadernya

Jember – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat (PD) resmi memcat dua kadernya yang masih duduk sebagai anggota DPRD Jember. Keduanya adalah Mochamad Saleh dan Mochamad Sholeh.

Surat keputusan (SK) pemecatan M Saleh no 02/SK/DPP.PD/II/2008 dan untuk M Sholeh suratnya bernomor 03/SK/DPP.PD/II/2008. kedua suratnya ditandatangani oleh ketua umum PD Hadi Utomo dan Sekretarisnya, Jendral Marzuki Alie tertanggal 1 Pebruari 2008.

Kedua surat keputusan pemecatan kader demokrat tersebut diterima langsung oleh ketua DPC PD Jember Saptono Yusuf beberapa waktu lalu saat dirinya bertandang ke kantor DPP PD Jakarta.

Selasa (5/2) Saptono mengatakan, selain SK pemecatan, ketua DPP juga menurunkan surat persetujuan pergantian antar waktu (PAW) untuk dua kader itu bernomor 16/INT/DPP.PD/II/2008 tertanggal 2 Pebruari 2008. Dalam surat itu tertuang nama Saleh digantikan oleh Ambar Listyani dan Sholeh digantikan oleh Lilik Suryatai.

“SK tersebut menurut versi DPP, kedua anggota DPRD yang diberangkatkan oleh PD itu dianggap tak mematuhi keputusan partai, terkait ketidakmampuannya membayar kontribusi sebesar 15 persen dari jumlah gaji diterima sebagai anggota DPRD,”jelas Saptono.

Bahkan selain penilaian itu, sambung Saptono DPP PD menilai kedua anggota tersebut tak patuh dengan hasil keputusan muscab, dalam bentuk tak pernah koordinasi dengan ketua DPC yang kini dijabatnya. Sehingga keduanya dinilai tak bisa menjalankan visi, misi serta kebijakan partai.

Sekadar diketahui, dari munculnya SK pemecatan itu, kedua kader PD “mbalelo” itu menggugat ketua DPC PD Jember sebesar Rp 2 miliar. Keduanya menanggap keputusan PAW tak sesuai AD/ART.(*)

Senin, 04 Februari 2008

Ketua DPC Demokrat Jember Digugat 2 Miliar

Jember – Suhu internal Partai Demokrat (PD) Jember makin memanas. Belum usai pengusutan kasus perusakan pasca demo mendesak mundur Ketua PD Saptono Yusuf, kini muncul gugatan baru dari lawan politiknya yakni M Saleh dan M Sholeh.

Kedua kader PD Jember yang kini masih duduk sebagai anggota DPRD itu sebelumnya di-Pergantian Antar Waktu (PAW), kini keduanya tak merimakan proses PAW itu dan melayangkan gugatan perdata atas PAW itu ke Ketua PD dan wakilnya dengan meminta ganti rugi sebesar Rp 2 miliar.

Pengacara M Saleh dan M Sholeh, Abdil Furqon Senin (4/2) mengatakan, alasan PAW yang ditujukan pada kliennya itu dinilai tidak sah dan cacat hukum serta bertentangan dengan AD/ART partai. DAN PAW bernomor surat : 10/PAW/DPC PD/XI/2007 tertanggal 26 November itu dianggap masih belum disetujui oleh DPD maupun DPP PD.

”Surat peringatan yang juga pernah dibuat oleh Sapotno dan mendasari PAW itu saya kira hanya alasan yang dibuat-buat. Surat itu ada yang telah dipalsu alias tanpa stempel resmi dari partai," kata Abdil Furqon, kemarin.

Selain menguggat perdata ketua PD pengacara yang terdiri dari 3 orang itu juga menyoal pengangkatan PAC baru, padahal PAC yang lama masih berstatus belum dibekukan.

Sementara ratusan kader Partai Demokrat (PD) Jember yang tergabung dalam Forum Penyelamat Partai Demokrat (FPPD) Jember mengancam akan mundur dari partainya. FPPD yang anggotanya juga terdiri dari sekitar 22 Pimpinan Anak Cabang (PAC) se-Jember itu tetap bersikeras mendesak agar Ketua PD Jember Saptono Yusuf agar mundur dari jabatannya.

"Sudah berkali-kali kami kader Demokrat meminta agar Saptono mundur. Kalau tidak juga ada tindak lanjut, kami akan bakar seluruh atribut termasuk bendera Demokrat dan kami siap mundur dari partai ini," kata Ketua FPPD Jember Edi Susanto.

Ketua PD Saptono Yusuf saat dikonfirmasi mengatakan jika gugatan dari kedua lader partainya tak jadi soal. Dia menganggap persoalan gugatan itu sudah biasa bagi orang yang tak puas.

"Gugat menggugat itu sah-sah saja, tapi ingat, apa yang kami lakukan sudah sesuai dengan aturan partai. Jadi tidak perlu dipersoalkan," kata Saptono Yusuf.

Terkait ancaman yang disampaikan FPPD melalui Edi Santoso, Saptono mengatakan sanksi jika FPPD merupakan kader PD. Karena dia menilai kader-kader PD itu santun dan setiap tindakannya selalu merujuk pada AD ART .(*)

Minggu, 03 Februari 2008

Pilkada Jatim Harus Ada Calon Independen

Jember – Desakan terhadap calon independent menguat. Terbukti Minggu (3/2) sejumlah kalangan tokoh masyarakat bersama-sama mendeklarikan diri dalam satu barisan koalisi pro rakyat independent.

Tujuan mereka bergabung dalam barisan koalisi pro rakyat independent yakni agar calon Gubernur di Pilkada Jatim dari unsur independent tetap diberi kesempatan dalam bentuk konkret adanya aturan hukum yang melindunginya.

"Dasar dari keputusan Mahkaman Konstitusi nomor 5 kan sudah jelas. Makanya legislatif harus mau mengakomodasi kedalam RUU Politik dan membuka ruang bagi calon independen," kata salah seorang penggagas Koalisi Rakyat Pro Independen Jember Suharyono.

sementara salah seorang penggagas calon independen dari Surabaya yang juga tergabung dalam Komunitas Wong Independen, Fandi Utomo mengatakan, munculnya gagasan independen itu sebenarnya bukan untuk menandingi calon yang diusung dari partai politik.

Tetapi kelompok independen ini bisa juga berkoalisi dengan partai politik yang sudah ada. Asalkan dengan catatan partai politik tersebut sama-sama memiliki komitmen seperti pro rakyat independent

Yang pasti kata Fandi, calon independen kedepan harus memiliki sifat kemandirian, dan partisipatif serta memiliki etika politik yang benar-benar santun.

"Meski calon dari unsur independen belum muncul alias masih malu-malu. Kita yakin calon independen akan mendapatkan dukungan besar dari masyarakat Jawa Timur," ujarnya.

Sekadar diketahui pada acara deklarasi itu sejumlah tokoh masyarakat yang berasal dari Kabupaten Jombang, Surabaya dan Blitar bersama-sama membubuhkan tanda tangan kesepakatan sebagai bentuk dukungan adanya calon independen yang akan muncul dalam pilkada Jatim.

Sabtu, 02 Februari 2008

Pemkab Jember Dinilai Tak Peduli Peternak

Jember – Anggota DPRD TK I dari PKB, Hj Aisyah Lilia Agustini –akrab disapa Icha- menilai pemerintah kabupaten Jember kurang perhatian terhadap ide kreatif masyarakatnya dalam mencari solusi guna mengatasi konversi minyak.

Hal ini disampaikannya pascamelihat kelompok masyarakat peternak Dusun Curahkalong Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari yang memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan biogas energi belum difasilitasi pemerintah kabupaten.

Padahal jika pemerintah tanggap, biogas alternative itu sangat membantu masyarakat. Khususnya dalam kondisi ekonomi seperti saat ini. Karena produksi biogas energi dari kotoran sapi tersebut jika dihutang dalam nilai rupiah lebih murah efisien.

“ sekarang sudah terbukti hasil dari biogas kotoran sapi, makanya saya berharap pemerintah sekarang bisa lebih memperhatikannya,”jelas Icha usai mengunjungi salah satu kelompok peternak yang sudah memproduksi kotoran sapi menjadi biogas di Desa Curahkalong.

Untuk diketahui kata Icha, dari hasil produksi kotoran sapi menjadi biogas, keuntungan yang didapat masyarakat banyak. Contohnya mahalnya minyak tanah yang kerap kali dikeluhkan kini teratasi oleh biogas ini.

Kemudian kelangkaan pupuk yang kerap kali terjadi dalam musim tanam, kini tak harus dibingungkan lagi oleh petani. Karena selain hasil Biogas tersebut hasil lain dari kotoran sapi itu tetap dapat dijadikan pupuk organic.

Sementara ketua kelompok peternak Desa Curahkalong H Muhammad Basuki Hasan, mengatakan, sebenarnya pengolaan hasil vermentasi dari kotoran sapi sudah lama ada. Hanya saja selama ini pemerintah belum perduli, sehingga kelompok peternak di Bangsalsari ini mencari jalan sendiri dengan cara bekerjasama dengan polteknik Universitas Jember.

“Dan Alhamdulillah hasilnya memang terlihat, sehingga kamipun berharapa agar dari bukti yang sudah ada sekarang pemerintah akan perduli, kami menginginkan melalui anggota DPRD TK I Mbak Icha bisa mengkomunikasikan kepada pemerintah untuk kelanjutan biogas,”jelasnya.(*)

Jumat, 01 Februari 2008

Dilaporkan atas Tuduhan Penjarahan dan Perusakan
Kader Demokrat Siap Melakukan Perlawanan

Jember – Langkah Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat Jember melaporkan perusakan dan penjarahan yang dilakukan sejumlah aktivis partai ke polisi, Jumat (1/2/2008), direaksi keras oleh Forum Penyelamat Partai Demokrat (FPPD).

Sekretaris FPPD Jember Edi Santoso menegaskan, tidak ada penjarahan dalam aksi unjukrasa yang digelar kelompoknya, Kamis (31/1/2008). “Kami masuk ke rumah kami sendiri. Itu hak kami. (Sekretariat disewa) bukan dengan uang pribadi Saptono (Ketua Partai Demokrat Jember Saptono Yusuf),” katanya.

FPPD adalah kelompok yang menggelar aksi kemarin. Mereka menuntut Saptono Yusuf mundur dari jabatan ketua DPC Partai Demokrat Jember.

Santoso menyatakan tidak bisa menerima jika disebut sebagai penjarah. Sebutan itu menunjukkan bahwa DPC tidak mengakui aksi demonstrasi dilakukan oleh kader Demokrat. “Kami dianggap bukan orang partai ini,” tukasnya.

Perusakan pun dilakukan karena para kader Demokrat sudah terlanjur jengkel terhadap DPC. Menurut Santoso, selama satu bulan para kader mendirikan kemah keprihatinan di depan gedung DPRD Jember, tak satu pun pengurus cabang yang datang menemui.

Perusakan juga berawal dari ketidakmauan pengurus cabang membukakan pintu kantor bagi para demonstran. “Saya sudah menemui Gus Joyo (salah satu pengurus) dan menanyakan kunci kantor. Ia menjawab tidak tahu. Kami pun sepakat, jika dalam 10 menit pintu tidak dibuka, maka kami akan dobrak,” kata Santoso.

Saat masuk ke ruangan kantor, Santoso menemukan sejumlah mi instan, gula pasir, dan beras. “Saya tunjukkan, apakah benar ketua DPC kok menimbun sembako di sini? Kenapa juga sekretariat dihuni anak sekolah yang sedang PKL (praktek kerja lapang)?” tukasnya.

Mengetahui sikap DPC yang membawa persoalan ke jalur hukum, Santoso pun memantapkan sikap. FPPD tetap akan menunggu jawaban DPC tentang tuntutan agar Saptono mundur. “Ancaman kita, semua kader akan berkampanye jangan coblos Demokrat karena Saptono memimpin partai,” katanya.

FPPD mempersilakan DPC melapor ke polisi. Namun, FPPD siap melaporkan DPC ke polisi dengan persoalan yang lain. Tidak disebutkan masalah apa yang hendak dilaporkan. (*)

287 Ekor Kambing Bantuan Hilang


Jember – 300 ekor kambing bantuan dari Departemen Pertanian untuk korban bencana Panti pendistribusiannya tak sesuai harapan. Pasalnya 287 ekor kambing lainya hilang saat didistribusikan. Sehingga kambing bantuan yang ada tingga 13 ekor saja.

Ketua LSM Forum Komunikasi Anak Bangsa, Suhariono kepada Jumat (1/2) mengatakan bukan hanya persoalan hilangnya 287 ekor kambing saat pendistribusian yang patut dijadikan sorotan.


Tetapi lebih dari itu penditribusian pada masing-masing korban salah sasaran. Kelompok warga yang bukan korban bencana justru mendapatkan bantuan itu, sementara korban yang semesatinya mendapatkan justru hingga hari ini tak mengetahui jika Deptan memberikan bantuan.

“Kalau dari penulusuran sementara pendistribusian itu, leading sektornya adalah pihak Kecamatan, tapi saat dikroschek di kecamatan sisa bantuan kambing itu tak ada disana,”jelas Suhariono.

Yang pasti dari persoalan itu dia menuding ada yang salah pada mekanisme penditribusian tersebut. Bahkan dugaannya, ada oknum kecamatan yang bermain dan sengaja menggelapkan kambing itu.

Sementara Agus, salah satu warga korban bencana membenarkan jika warga korban bencana tak mengetahui adanya bantuan dari Deptan. Dia mendegar adanya bantuan itu setelah diberitahu, Suhariono.

“Kalau gak ada kabar dari pak Suhariono, mungkin kabar bantuan itu gak ada didengar,”kata Agus.

Camat Pantai Suryadi, saat dikonfirmasi tak ada ditempat. Bahkan saat dihubungi melalui ponselnya tak aktif.(*)