Jember – Anggota DPRD TK I dari PKB, Hj Aisyah Lilia Agustini –akrab disapa Icha- menilai pemerintah kabupaten Jember kurang perhatian terhadap ide kreatif masyarakatnya dalam mencari solusi guna mengatasi konversi minyak.
Hal ini disampaikannya pascamelihat kelompok masyarakat peternak Dusun Curahkalong Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari yang memanfaatkan kotoran sapi untuk dijadikan biogas energi belum difasilitasi pemerintah kabupaten.
Padahal jika pemerintah tanggap, biogas alternative itu sangat membantu masyarakat. Khususnya dalam kondisi ekonomi seperti saat ini. Karena produksi biogas energi dari kotoran sapi tersebut jika dihutang dalam nilai rupiah lebih murah efisien.
“ sekarang sudah terbukti hasil dari biogas kotoran sapi, makanya saya berharap pemerintah sekarang bisa lebih memperhatikannya,”jelas Icha usai mengunjungi salah satu kelompok peternak yang sudah memproduksi kotoran sapi menjadi biogas di Desa Curahkalong.
Untuk diketahui kata Icha, dari hasil produksi kotoran sapi menjadi biogas, keuntungan yang didapat masyarakat banyak. Contohnya mahalnya minyak tanah yang kerap kali dikeluhkan kini teratasi oleh biogas ini.
Kemudian kelangkaan pupuk yang kerap kali terjadi dalam musim tanam, kini tak harus dibingungkan lagi oleh petani. Karena selain hasil Biogas tersebut hasil lain dari kotoran sapi itu tetap dapat dijadikan pupuk organic.
Sementara ketua kelompok peternak Desa Curahkalong H Muhammad Basuki Hasan, mengatakan, sebenarnya pengolaan hasil vermentasi dari kotoran sapi sudah lama ada. Hanya saja selama ini pemerintah belum perduli, sehingga kelompok peternak di Bangsalsari ini mencari jalan sendiri dengan cara bekerjasama dengan polteknik Universitas Jember.
“Dan Alhamdulillah hasilnya memang terlihat, sehingga kamipun berharapa agar dari bukti yang sudah ada sekarang pemerintah akan perduli, kami menginginkan melalui anggota DPRD TK I Mbak Icha bisa mengkomunikasikan kepada pemerintah untuk kelanjutan biogas,”jelasnya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar