Jember – Tanaman padi diempat kecamatan di Jember, diserang hama bakteri xanthomonas oryzae. Hama bakteri xanthomonas tersebut menyebabkan buah padi pecah. Ke empat kecamatan yang kini diserang hama bakteri xanthomonas masing-masing : Kecamatan Wuluhan, Balung, Ambulu dan Bangsalsari.
Ketua Kelompok Tani Margi Rahayu Kecamatan Wuluhan Edi Suryanto Minggu (24/2) mengatakan, dilingkungan sawah kelompoknya sudah ada sekitar 60 hektar sawah yang sudah terserang.
"Curah hujan yang tinggi dan angin besar menyebabkan kelembaban padi sangat tinggi. Dengan angin yang besar, maka daun terus bergesekan dan akhirnya pecah," terang Edi Suryanto,
pecahnya daun padi itu, maka memudahkan bakteri yang hidup dihawa yang sangat lembab makin berkembang biak. Diketahui padi yang kena xanthomonas itu cirinya daunnya menguning, kering dan nampak meranggas. jika tidak segera ditangangi maka tanaman padi yang masih berumur sekitar 40 hari itu akan mati dan gagal panen.
"Yang sudah kita lakukan kini menyemprot dengan bakterisida, fungisida dan insektisida," ujarnya.
Sementara ini hasil pengamatannya merebaknya serangan bakteri xanthomonas disebabkan petani terlalu banyak menggunakan pupuk Urea. Jika dalam kondisi cuaca yang lembab dan curah hujan yang tinggi, maka daya tahan tanaman kurang sekali dan mudah terserang penyakit. Untuk itu ia berharap Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Jember segera turun tangan agar perkembangan bakteri xanthomonas tidak terlalu menyebar.
ditempat lain, Ketua Forum Komunikasi Petani Jember (FKPJ) Jumantoro mengatakan, bakteri xanthomonas itu juga menyerang kecamatan wilayah utara. Ia mengatakan, untuk mencegah Santomonas sebaiknya petani menggunakan pupuk berimbang.
"Kalau terlalu banyak pupuk Urea, maka daya tahan sangat rendah. Petani mesti memberikan pupuk tambahan lainnya," kata Jumantoro.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Pemkab Jember Hari Widjayadimengakui , xanthomonas hanya menyerang tanaman padi di beberapa kecamatan. Meski ia tidak mengatakan sejumlah kecamatan terserang xanthomonas, namun dipastikannya penanganan bakteri segera dilakukan.
"Laporan kami, yang terkena Santomonas ada beberapa kecamatan. Ada yang kategori sedang, berat dan ringan. Padi yang terserang itu karena terlalu banyak pupuk Urea, padahal pupuk dengan kandungan B dan K juga harus diberikan pada tanaman padi sejak bulan pertama," kata Hadi Widjayadi.
Selanjutnya kata Hari cara pencegahan lain yang perlu dilakukan untuk mengatasi serangan itu jarak tanaman padi yang dilarik atau diperenggang agar kelembaban udara tidak terlalu tinggi.
"Kami juga sudah merancang bakteri anti xanthomonas yakni bakteri clorine yang kami buat di laboratorium pertanian. Membuatnya sangat murah dan cukup disemprotkan pada tanaman padi, maka Santomonas akan hilang," katanya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar