Jember – Aksi pengeroyokan dan menelanjangi siswa kelas I SMA Katolik Santo Paulus, Dani Sugiarto 16 oleh 8 orang rekanya beberapa waktu lalu hingga hari ini belum ada penyelesaiannya.
Namun yang mengejutkan beberapa siswa yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu adalah siswa yang kerap mendapatkan “perhatian khusus” dari sekolah karena ulahnya melanggar tatib sekolah, kecuali Stela. Demikian disampaikan Kepala Sekolah SMAK Santo Paulus Antonius Sumardi kepada Surya Jumat (8/2) di rumahnya.
“Saya belum mempunyai data. Jadi tolong bantu saya mencari info lebih terkait keterlibtan mereka dalam penegeroyokan,”jelasnya
Terkait dengan beberapa siswa yang dianggapnya mempunyai “catatan khusus” dari sekolah, Sumardi mengatakan, siswa yang terlibat pengeroyokan merupakan yang sering melanggar tatib sekolah.
Seperti Yuda contohnya, dalam catatan sekolah dia sudah tak naik kelas selama dua kali. Oleh karenannya mau tak mau dia terpaksa harus keluar dari SMAK Santo Paulus dan pindah sekolah ke SMA Katolik Satya Candika yang lokasinya di Jl Mojopahit Kecamatan Kaliwates.
Namun meski secara resmi penyelesaian itu belum ada, pihak sekolah sementara ini sudah memanggil beberapa siswa guna dimintai keterangan. Siswa-siswa itu diantaranya Johan Fauz, Dedi, Dani dan Stela.
Dan keterangan sementara yang didapatkan, siswa mengakui adanya fakta penganiayaan. Namun dari sekian siswa itu keterangannya berbeda-beda. Untuk itu dari keterangan sementara Sumardi menyangsikan keterangan dari para siswa.
Rencananya untuk mendapat keterangan lebih guru Badan Penyuluhan (BP) akan memanggil Yohan, Tomi Pandu, dan Toni. Belum diketahui hasil pemeriksaan ketiganya.
Yang jelas, orang tua Johan Fauz sudah siap meminta maaf kepada Muhammad Alim, orang tua Dani. Menurut Sumardi, dia yang paling menggebu-gebu ingin segera ke Bondowoso menyelesaikan persoalan tersebut.
Delapan orang yang berada di lokasi penganiayaan
1. Yuda
2. Dedi alias Ipin.
3. Johan Fauz.
4. Yohan.
5. Tomi Pandu.
6. Toni.
7. Stefi.
8. Stela.
Satu Pelaku Pengeroyokan Ketakutan, dan Menyesali Perbuatan
Jember – Stela salah satu pelaku pengeroyokan siswa SMA Katolik Santo Paulus Jember Dani Sugianto, ketakutan dan mengirim pesan pendek (SMS) berisi penyesalan dan permintaan maaf atas insiden di gedung kosong tak jauh dari Mapolres Jember.
Seperti disampaikan Dani Kepada Surya Kamis (7/2/), upaya permintaan maaf Stela yang diwujudkan dalam bentuk SMS itu jumlahnya kurang lebih sebanyak 29 SMS. Dan SMS dari nomor ponsel 0818 03 452XXX yang pertama pada pukul 16.27 yang ditujukan ke Dani berbunyi agar Dani tutup mulut terkait penganiayaan itu “Sing penting jagaen mulutmu ojok sampek orang lain tahu masalah ini.”
Kemudian pada pesan selanjutnya pada pukul pukul 16.35, berbunyi bahwa Stela tidak mau berbicara dulu dengan Dani yang nota bene kawan akrabnya sejak dibangku SMPK. “Ya tanggungen ae perbuatanmu. Yo wis ta aku mau tidur”.
Namun, meski semula Stela terlihat kesal pada Dani pada Kamis (31/1/), tiba-tiba sikap Stela berubah. Masih dalam bentuk komunikasi menggunakan SMS Stela terkesan ketakutan. Bahkan dari rasa ketakutan itu terungkap, bahwa Stela akan menghapus rekaman telanjang Dani yang ada di ponsel.
Selanjutnya selain menyatakan akan menghapus rekaman video telanjang, Stela juga meminta agar, salah satu dari delapan orang yang berada di tempat kejadian yakni Ipin alias Dedi, tidak dilibatkan.
Dalam SMS Stela ke Dani tertulis “Plis lu ojok cerita pigi papamu nek Ipin mbek konco-koncone sing lain melok mukul lu. Plis soro ya Dan. Masiyo lu bilang aku mbek kokoku mukul lu gak papa wis. Tolong ya, Dan. Lu mau pigi rumahku ta sekarang?”
Masih kata Dani hal itu dilakukan karena, Stela ingin melindungi Dedi dan kawan-kawan agar tak didepak dari sekolah. Pada SMS pukul 17.28 WIB (31/2), ia menjelaskan bahwa jika Ipin dan kawan-kawannya bikin masalah, maka akan dikeluarkan dari sekolah. Dalam SMS itu tertuang pernyataan Stela “Aku kan keroso salah soro nek arek-arek iku di-DO (saya akan merasa bersalah sekali kalau anak-anak itu dikeluarkan dari sekolah).”
Selain permintaan maaf tak tidak dilibatkannya Dedi peda pengeroyokan itu Stela juga meminta persoalan diselesaikan baik-baik antara orang tuanya dengan orang tua Dani, dalam SMS pukul 17.15 WIB berbunyi . “Doh, nek isa dimarikno baik-baik ae ya.
Aku gak nyongko Bu Ima (guru SMAK Santo Paulus) tau kabeh”.
Belum cukup menyatakan itu pada SMS pukul 17.47 WIB, Stela mengirimkan SMS dengan fiture gambar fasilitas handhone orang menangis. Stela ingin menujukan penyesalannya dalam SMS itu “Doh, Dan, kok sampek kayak gini…aku gak tau kudu yak opo lagi.”
Dan SMS penutup pada ukul 17.52 WIB Stela yang masih dengan perasaan menyesal juga mengungkapkan jika pemukulan pada hari Rabu tersebut sudah keterlaluan.bunyi SMSnya “Aku ya ngerti nek kemarin iku kesoroen (ketarlaluan). Tapi nek aku gak nyangka nek di-video pisan. Tapi sing pasti iku wis dihapus. Sori ya, aku takut dikeluarno dari sekolah.”
Sementara sampai Jumat kemarin Surya gagal menemui ayah Stela, Dokter Gigi Sutikno Iskak, di rumahnya di Jalan Majapahit blok V. Menurut seorang pembantunya, keluarga
Sutikno sedang keluar rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar