Selasa, 02 Maret 2010

Mat Burhan Terlibat Di Toko Rokok…



Jember – Kecamatan Jenggawah,
Abdul Arif Ismail – akrab disapa Mas Anang – adalah tokoh masyarakat yang sudah kesohor namanya, utamannya dikalangan pemuda ia disegani. Pasalnya selain karena ia memberikan contoh baik, ia juga sebagai ketua Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Jember.

Tersohornya pria yang menetap di Kecamatan Jenggawah tersebut bukan hanya karena kepemimpinannya, tetapi juga karena sifat humorisnya. Tak ayal jika banyak orang yang merasa nyaman kala berbincang dengannya. Apalagi jika ia sudah bercerita tentang kelucuan masyarakat madura yang menggunakan bahasa tradisonal Madura tetapi dipenyebutannya dipaksakan ke dalam kalimat Bahasa Indonesia.

Akibatnya arti sebenarnya dari bahasa Madura berubah menjadi arti yang sangat menggelikan untuk dimaknai. Salah satu contohnya, diceritakan Mas Anang prihal bocah yang biasa bermain di rumahnya diminta bantuan untuk membelikan sebungkus rokok.

Sebut saja namanya Mat Burhan, Bocah berumur 14 tahun yang sejak kecil tersebut selalu akrab dengan bahasa Madura berupaya memaksakan kalimat madura menjadi kalimat di bahasa Indonesia. cerita ini bermula dari sikap sigap Mat Burhan yang menuruti permintaan Mas Anang, “Enggih Mas Gule Meleh Agih, (Ya Mas, Saya Belikan)”ujar Mat Burhan menyanggupi permintaan Mas Anang sembari tangannya menerima selembar uang dari Ketua PP itu.

Selanjutnya, waktu yang menunjukan pukul 19.00 WIB Mat Burhan bergegas menuju toko yang lokasinya berada di pinggir jalan raya. Sejurus kemudian ditengah perjalanan Mat Burhan menuju toko rokok, tak diduga dia melihat kecelakaan sepeda motor yang dikendarai bapak lanjut usia menabrak trotoar jalan.

Tak pelak sembari berteriak “Aduh Mateh" (aduh mati) Mat Burhan yang mulanya hendak membeli rokok, mengalihkan niatannya dari yang semula membeli rokok menjadi mengutamakan membantu bapak lanjut usia yang sudah terkapar ditengah jalan.

Mat Burhan yang juga dikenal sosok lugu dan jujur di Desa itu merasa iba melihat kondisi bapak lanjut usia tersebut yang berlumuran darah disekujur tubuhnya, Mat Burhan-pun bergegas mengantarkan bapak tersebut ke puskemas terdekat guna mendapatkan pertolongan medis.

Kemudian pascamengantarkan bapak lanjut usia ke puskesmas, Dia-pun melaporkan kecelakaan itu ke polisi disektor Kecamatan Setempat. Tujuannya agar korban kecelakaan itu dapat diketahui identitasnya.

Tak terasa dari rencana awal membeli rokok. Mat Burhan yang all out membantu pria malang tersebut sudah menghabiskan waktu lebih dari 2,5 jam sejak ia meninggalkan rumah Mas Anang.
Ia-pun kembali terkejut, pasalnya tugas awalnya membeli rokok belum ia laksanakan. “Aduh Mateh Poleh, Engkok E Soroh Mas Anang Kelopaen, (aduh mati lagi, saya disuruh Mas Anang lupa),” tegasnya.

Dengan tergopoh-gopoh Mat Burhan berlari meninggalkan Puskemas, ia menuju toko semula tempat ia berniat membeli rokok. Na’as, lantaran waktu sudah menunjukan pukul 22.30 WIB. Toko rokok itupun tutup.

Selanjutnya karena toko sudah tutup, dia-pun kebingungan Mat Burhan khawatir Mas Anang kecewa karena perintahnya tak dapat dilaksanakan. Dia-pun termenung sesaat, hanya satu yang terlintas dalam benaknya “apa boleh buat, toh, keteledorannya tak memenuhi permintaan Mas Anang digunakannya untuk menolong sesama yang sedang kesusahan”.

Satu-satunya jalan, dalam benak Mat Burhan adalah menjelaskan prihal kecelakaan itu kepada Mas Anang. Dan dia yakin Mas Anang akan memaklumi, sebab sudah terkenal jika untuk urusan membantu sesama dalam kesusahan, Mas Anang adalah orang nomor satu yang sangat mendukung tindakan tersebut.

Kemudian berlarilah Mat Burhan menuju rumah Mas Anang. Di sana Mas Anang yang sudah sekian lama menunggu hanya melontarkan satu pertanyaan pada Mat Burhan. “Mak Abit Mat Bedeh Napa, (kok lama Mat, ada apa),”tanya Mas Anang.

Sementara Mat Burhan yang nafasnya tersengal-sengal pasca berlarian menjawab. “ Aduh Sebentar Mas, Saya Bernyawa Dulu, Sepuranya Mas, Saya Tadi Terlibat Ke Toko Rokok, Polanya Saya Harus Membantu Orang Kecelakaan,”Ujar Mat Burhan.

Jika diungkapkan dalam bahasa madura pernyataan Mat Burhan adalah seperti ini. “Aduh entek kadek mas, kauleh Anyabeh (bernyawa) kadek, Seporana (sepuranya) mas, kauleh gelek Terlebet (terlibat) ke toko rokok, Polana (polanya) kauleh koduh abantu oreng kecelakaan.

Tak ayal karena penuturan Mat Burhan yang menggunakan Bahasa Indonesia tetapi di campur dengan Bahasa Madura, Mas Anang yang mulanya geram sontak tertawa. “Duh kah tak usah abentah Bahasa Indonesia mon tat cletat Mat...! (duh kah, tidak usah bicara bahasa Indonesia jika tidak karuan tata bahasanya).”ujar Anang.

Madura /Di Bahasa Indonesiakan/ *Arti Sebenarnya Dalam Bahasa Madura
1.Anyabeh /Bernyawa/ *Bernafas
2.Seporana /Sepuranya/ *Minta Maaf
3.Terlebet /Terlibat/ *Terlewati
4.Polana /Polanya/ *Karena

Catatan :
Cerita ini hanya guyonan belaka, jangan sampai mengganggu kesehatan anda. Baca sesuai dosis yang disarankan.

1 komentar:

Download Ebook Gratis mengatakan...

thanks bro for this share :)