Jember – Puluhan pedagang pasar Kencong, Kecamatan Kencong Rabu (13/2) berunjukrasa di kantor DPRD jl bengawan Solo 86. Dalam unjukrasa itu mereka menyampaikan tuntutan menolak rencana pemerintah merelokasi pasar kencong.
Didik Supriyadi, pedagang pasar kencong mengatakan, pasar tradisional dan pasar modern berbeda. Letak perbedaan itu ada pada sejarah berdirinya pasar. Jika pasar tradisional tumbuh merangkak mulai kecil hingga menjadi besar, namun pasar modern langsung tumbuh besar.
Untuk itu jika pemerintah memaksakan pedagang pasar Kencong direlokasi dijamin pedagang takan mau. Sebab dengan perpindahan itu daya tarik konsumen untuk mendatangi pasar modern akan hilang, khusunya konsumen lama yang selama ini selalu mendatangi pasar tradisional.
Selain alasan kehilangan konsumen, ada dua alas an lagi yang membuat warga pasar kencong enggan pindah tempat, pertama alas an keamanan dipasar baru belum terjamin. Dan alasan kedua rencana pasar lama akan diubah menjadi taman kota dengan diberi fasilitas hiburan tak layak. Sebab lokasinya berdekatan dengan Masjid jami’.
“Kami justru berharap janji Bupati Jember MZA Djalal terkait pembangunan pasar lama, pascaterbakar 16 Agustus 2005 lalu. Sementara janji itu sampia kini masih belum ada buktinya,”jelasnya.
Urusan pemerintah bersikukuh menjalankan rencananya membangun pasar ditempat baru, kata Didik, masyarakat takan menghalang-halangi, asalkan janji pembangunan pasar lama tetap dijalankan.
Sementara itu anggota Komisi B DPRD Jember, Jufriadi mengatakan, bahwa persoalan leenganan masyarakat itu bukan karena tempat baru. Tetapi justru karena kejenuhan pedagang ditempat sekarang. Selain tempatnya kotor, tatanan pasar sementara kurang apik sehingga mengakibatkan konsumen enggan datang.
“dan untuk mengatasinya semua tergantung pemerintah. Sebab sikap DPRD sudah jelas. Selama menguntungkan masyarakat, maka DPRD akan merestui,”jelasnya.(*)
1 komentar:
See here
Posting Komentar