Senin, 07 Januari 2008

Konflik DPC Demokrat Meruncing


Jember – Keruwetan di Internal Partai Demokrat Jember belum berakhir, bahkan terus meruncing. Hal tersebut dipicu pergantian antar waktu (PAW) terhadap dua kadernya yang duduk di dewan yakni M Sholeh dan Saleh sampai sekarang terus berjalan.

Untuk menghentikan proses yang tak dapat dihentikan itu kader Partai Demokrat yang tergabung dalam Forum Penyelamat Partai Demokrat (FPPD) mendirikan tenda tepat di depan gedung DPRD Jember.

Melalui pernyataan sikapnya FPPD menolak keras dengan adanya rencana PAW terhadap M Sholeh dan Saleh. Rencananya puluhan kader partai pengusung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu juga akan menggelar mimbar bebas di tenda itu sampai waktu sebulan kedepan. Sekretaris FPPD Edi Susanto mengatakan, tenda yang didirikan itu sebagai simbol keprihatinan terhadap Partai Demokrat Jember.

"Posko tenda ini adalah tempat pengaduan dan tempat mimbar bebas sekaligus tempat penandatanganan spanduk protes terhadap Dewan Pimpinan Cabang Demokrat Jember yang terus melakukan PAW," kata Edi Susanto Senin (7/1).

Ia juga mengatakan kalau tenda itu sebagai simbol kekecewaaan konflik internal di tubuh Partai Demokrat Jember. Apalagi Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat sampai saat ini dinilai belum bersikap atas penyelesaian protes masalah pengurus anak cabang terhadap DPC PD Jember yang diketuai Saptono Yusuf ini.

Sekadar diketahui permohonan PAW 2 kader Partai Demokrat yang duduk di DPRD Jember sudah diajukan oleg DPC Partai Demokrat Jember. Pengajuan PAW itu berdasarkan ketidak loyalan dan kedua kader itu dianggap memicu konflik internal partai sampai sekarang.

Akhirnya FPPD yang mengklaim telah didukung 22 PAC PD se-Jember melakukan penolakan PAW itu. Hal yang sama juga dikatakan Ketua FPPD Edi Mulyono. Ia menyatakan dirinya bersama kader lainnya tidak setuju atas rencana PAW M Sholeh dan Saleh itu. Sebab kesalahan secara organisasi partai terhadap kedua kader tidak jelas dan tidak melalui keputusan rapat pleno.

"Mestinya proses PAW harus jelas dan kader partai harus mempunyai kesalahan yang jelas. Selanjutnya digelar rapat pleno harian untuk menetapkan sanksi kader mbalelo itu. Tapi kenyataannya itu tidak pernah dilakukan. Tahu-tahu muncul PAW, surat peringatanpun juga tidak melalui sidang pleno pengurus harian di DPC," kata Edi Mulyono yang juga Wakil Sekretaris bidang OKK DPC PD Jember.

Terpisah, Ketua DPC Partai Demokrat Jember Saptono Yusuf ternyata tak mau menggubris pendirian tenda kader Partai Demokrat yang menyimbolkan kekecewaan atas PAW. Ia juga mengatakan, pihaknya mengaku dalam mengambil keputusan sudah sesuai prosedur anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partainya.
"Seluruh tahapan dan prosedur untuk memproses PAW sudah kita lakukan, bahkan surat peringatan 1 sampai 3 kali juga sudah kita berikan. Tapi mereka (M Sholeh dan Saleh) tidak dihiraukan, makanya langsung di PAW," kata Saptono Yusuf.

Anggota Komisi C DPRD Jember ini juga menegaskan, jika saat ini permohonan PAW itu juga sudah mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Timur dan Pusat Partai Demokrat.(*)

Tidak ada komentar: