Jember – Banyaknya aliran sesat yang muncul dalam beberapa waktu ini diharapkan tak harus disikapi dengan aksi “brutal” masyarakat untuk menghentikanya. Demikian disampaikan pembicara seminar Aliran sesat dan pentingnya pembangunan kearifan, Achmad Taufik di Universitas Islam Jember (UIJ) Minggu (16/12).
Menurutnya perlu ada penyikapan yang lebih bijak untuk menanggulangi menyebarnya aliran-aliran sesat itu. Salah satu contohnya pendekatan terhadap penyebar dan penganut aliran sesat itu.
“Hal ini harus dilakukan sebagai tindakan awal untuk mencegah penyebaran aliran. Dan langkah awal itu harus dimotori tokoh masyarakat dan ulama. Bukan justru memancing massa untuk menghabisi mereka (penganut aliran sesat,red).”jealasnya.
Oleh sebab itu, dalam kasus munculnya aliran sesat di Indonesia, peranan negara atau pemerintah tak perlu dominan. Sebab Indonesia bukan negara yang menerapkan aturan hukum ketatanegaraannya berdasarkan dari salah satu agama.
Dalam konteks munculnya aliran sesat, campur tangan negara atau pemerintah dibenarkan takala persoalan tersebut sudah menjurus pada pelanggaran sosial atau pidana.
“Apalagi siapaun juga sudah tahu, sesat tidaknya aliran sebuah agama itu tergantung pada umat yang menjalaninya. Bukan vonis dari salah satu kelompok masyarakat,”tegasnya.
Sementara ditempat sama, pembicara lain yang juga pengasuh ponpes Al Fatah – Talangsari, Kecamatan Kaliwates, H Afton Ilman Huda mengatakan, cepatnya penyebaran aliran sesat disebabkan pengaruh globalisasi. Sehingga masyarakat lebih senang dengan produk instant.
Sementara sejumlah tokoh masyarakat yang ada tak mampu lagi diikuti ajarannya, sehingga masyarakat tak bisa dipungkiri krisis keteladanan tokoh yang selama ini jadi panutannya.
“Untuk itu jika menginginkan masyarakat kita tak berburu segala sesuatu dengan instant maka harus ada gerakan pencerahan terhadap masyarakat. Menanamkan rasa nasionalisme terhadap NKRI agar tak mudah terprovokasi,”tukasnya.
Jangan sampai lanjutnya, munculnya beberapa aliran sesat di Indonesia saat ini justru dijadikan alat atau isu oleh kelompok tertentu untuk memecah kesatuan bangsa.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar