Jember – Keterlambatan pasokan minyak tanah di kabupaten Jember, akibatkan masyarakat khususnya pedagang makanan ‘menjerit’. Betapa tidak, akibat keterlambatan itu para pedagang makanan harus rela kehilangan keuntungan hingga 50 persen lantaran masakan yang disiapkan terlambat dihidangkan.
Bu Yuyun 42, warga jalan Bengawan Solo yang biasa berjualan di depan kantor DPRD Jember mengaku, selama 4 hari dagangannya rugi lantaran pasokan minyak tanahnya terlambat dan harga minyak tanah naik hingga Rp 3.000 perliter.
“rata-rata masakan yang harusnya siap saji pada pagi hari molor karena untuk mendapatkan minyak tanah susah sekali,”jelasnya Kamis (27/12).
Selain keterlambatan dan naiknya harga minyak tanah, yang menjadi keluhan lain para pedagang makanan siap saji adalah jatah pembelian minyak dibatasi. Pedagang yang biasanya dapat membeli 5 – 7 liter kini semenjak pasokan terlambat hanya dapat membeli 2 liter saja.
Tak pelak akibat pembatasan pembelian itu pedagang harus mencari cara agar bisa mendapatkan jatah seperti hari-hari sebelumnya. Semisal pada pembelian pertama pedagang mengaku membeli minyak tanah untuk keperluan pribadinya, selanjutnya di pembelian kedua dia mengaku di mintai tolong oleh tetangga atau pedagang lainnya.
Menyikapi keterlambatan pasokan minta tanah, ketua bidang minyak tanah HISWANAMIGAS wilayah Besuki Drs H Satib MSi mengatakan, jika keterlambatan pasokan itu terjadi karena tanker yang masuk depo pertamina Banyuwangi terlambat.
Kendati terlambat, kata Satib pasokan untuk Jember tak ada pengurangan, tetap sebanyak 270 KL perhari. Kecuali untuk hari minggu (23/12) memang jatah yang diberikan ke depo Banyuwangi hanya 50 persen, tapi selanjutnya 50 persen jatah yang belum dipasokan diberikan pada hari selanjutnya.
“Yang pasti kendalannya hanya karena keterlambatan tanker, tak ada persoalan lain. Sehingga kalaupun saat ini beredar kabar keterlambatan berdampak pada harga minyak tanah akan naik saya pastikan hanya isu saja,”tegas pria yang juga ketua DPC GAPENSI Jember usai keliling ke sejumlah pangkalan di Jember.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar