Rabu, 09 Agustus 2006

R E N U N G A N


Kontemplasi Prajurit di Malam Hari

Ungkapan prajurit, beridiri dibarisan menjadi pasukan tak menyenangkan, mungkin ada benarnya. Betapa tidak, untuk menentukan sikapnya, kadang prajurit harus mendapatkan izin lebih dulu dari pimpinannya.

Terlebih lagi ketika saran atau usulan untuk menentukan sikap tersebut ditolak mentah-mentah pimpinan. Bukan hanya perih tapi lebih dari itu kedengkian yang akan selalu mengkuir dalam benak prajurit.

Mungkin dengan cara memahami sikap pimpinan, rasa kedengkian itu akan terselamatkan masuk ke jiwa kita. Kemudian, menata cara penyampaian dan menata cara komunikasi, sebagai langkah konkret agar memahami hal-hal tertentu yang bertentangan dengan hati kita.

Memang semuanya tidak mudah. Karena untuk menjalankan langkah itu, setiap prajurit diwajibkan mampu mengkontrol dan mebelunggu sikap radikal di hatinya. Dan sekali lagi langkah ini tidak mudah.

Kesabaran, pendewasaan akan menjadi dinding yang suatu saat justru membuat kita terperangkap karena tak menyadarinya. Tapi meski susah, kalau tidak dicoba, sampai kapanpun reaksioner disertai emosi dan sifat kekanak-kanakan akan selalu menyertai.

Yang pasti jangan sampailah, sikap reaksioner disertai emosi dan sifat kekanak-kanakan tersebut muncul tak kala kita menemukan sumbatan komunikasi sesama prajurit. Sebab ketika hal itu melanda sesama prajurit, bukan hanya gunjingan yang akan terlontar.

Tapi bisa jadi lebih dari itu, sama-sama prajurit yang belum memiliki beban berat tidak menutup kemungkinan bakal sama-sama menodongkan senjata ke masing-masing kepala.

“Aku benar, sudah memposisikan diriku sesuai tugas pokok dan fungsiku,”

Namun prajurti lainya, juga menyatakan sikapnya yang sama.

“Tidak, kau lupa saat melangkah, kau melebihi tugas pokok dan fungsimu,”

Hemmm…susahnya, ketika ego sesama prajurit itu sama-sama tinggi. Tak satupun ada yang mau mengalah. Akibatnya, kian hari sumbatan komunikasi itu beku. Perseteruan dingin jutru yang hadir di sana. Sesama parajurit hanya bisa menggurutu.

Setiap kali bertemu sesama prajurit, kecerugiaan dan prasangka buruk yang terus berkobar.Senyampang kita masih bernafas mengapa tidak kita coba untuk menyadarinya. Satu prajurit bernafas, prajurit lainya-pun bernafas. Bahkan yang melihat prajurit-pun ikut punya hak untuk bernafas.

Sama-sama butuh hidup mengapa harus menyorot, menggunjing dan menafikan sebuah kenyataan. Menghormati, kurangi sedikit ego dan mengkonfirmasi mungkin cara ini akan membuat prajurit paham akan kredibilitas, kualiatasnya. Ya…..merefleksi diri gitulah.


Salam
Merdeka !!!!!
Prajurit Terluka

5 komentar:

Anonim mengatakan...

Halo....

Salam kenal sesama reporter. Buka juga blog eriekha.blogspot.com. Kita kenalan deh.

Anonim mengatakan...

MyTimes merupakan weblog independen yang berisikan kolom dan esai tentang segi-segi kehidupan, ditulis oleh Antonius Bakti Tejamulya.

MyTimes didedikasikan bagi para penikmat bacaan serius yang ditulis dengan citarasa (mudah-mudahan) memikat.

Name saya A. Bakti Tejamulya Location:Jakarta, Indonesia

My Profile
Antonius Bakti Tejamulya menjual artikel pertamanya ketika berumur 16 tahun dan sejak itu dia terus menulis. Suka membaca, humor, musik, jalan-jalan, sambil sesekali menikmati kopi kesukaannya: sehitam hati iblis, sepanas neraka, dan semurni malaikat.

Anonim mengatakan...

Im just an ordinary man, who is 'stuck' in the crazy world.Just wanna see the world a better place for all...Hope my experience of my journey will usefull for anyone who read these...

This is all about my adventures when I was in Middle East as a journalist of Indonesian Tempo Magazine.

There are so many things I learn from my journeys. I hope it will be usefull for you all, guys, expecially for a new journalist. Please take a tour...

Anonim mengatakan...

There are so many things I learn from my journeys. I hope it will be usefull for you all, guys, expecially for a new journalist. Please take a tour...

elqudsy.blogspot.com

Anonim mengatakan...

MyTimes merupakan weblog independen yang berisikan kolom dan esai tentang segi-segi kehidupan, ditulis oleh Antonius Bakti Tejamulya.

MyTimes didedikasikan bagi para penikmat bacaan serius yang ditulis dengan citarasa (mudah-mudahan) memikat.

klik di adamandevil.blogspot.com

Name saya A. Bakti Tejamulya Location:Jakarta, Indonesia

My Profile
Antonius Bakti Tejamulya menjual artikel pertamanya ketika berumur 16 tahun dan sejak itu dia terus menulis. Suka membaca, humor, musik, jalan-jalan, sambil sesekali menikmati kopi kesukaannya: sehitam hati iblis, sepanas neraka, dan semurni malaikat.