Rabu, 09 April 2008

RSUD Jember Tolak Pasien Miskin

Jember – Instruksi Menteri Kesehatan Siti Fadillah yang mewajibkan seluruh rumah sakit umum bersedia melayani pasien dari keluarga miskin (Gakin) untuk berobat rupanya belum diketahui jajaran rumah sakit umum daerah dr Seobadni Jember.

Terbukti pasien keluarga miskin asal Kecamatan Kalisat yakni pasangan Taifikurahmani-Rahma Musiwati yang mengobatkan anak pertamanya ke RSUD dr Subandi Jember ditolak.

Padahal anak pertama mereka yang bernama Galang Firmansyah 16 bulan itu menderita Hydrocepalus. Selama sepuluh kali meminta bantuan agar dapat berobat ke RSUD Subandi Jember, namun tetap saja ditolak.

Penolakan itu didasarkan pada Taufik tak mampu membayar biaya tambahan membeli alat operasi sebesar Rp 9 juta. Meski dia menunjukkan kartu miskin (GAKIN) tetapi pihak RSUD tetap bersikukuh untuk tak bersedia mengobatinya. (9/4).

Rabu (9/4) Taufik menceritakan, anak laki-lakinya Galang Firmansyah diketahui menderita Hydrocepalus sejak umur 3 bulan. Belum selesai dia diberi kabar dokter terkait penyakit yang diderita anakanya, dokter kalisat tempat pertama kali Taufik mengobatkan anakanya juga mengatakan pada hidung Galang terdapat sejenis tumor sehingga mengahalangi proses pernapasan.

Tak ayal akibat dua jenis penyakit itu setiap malam selama dua bulan sampai sekatang Galang sering sekali demam. Dan sekarang Galang hanya dirawat di rumahnya di Jalan Dr Wahidin Dusun Krajan Desa Kalisat Kecamatan Kalisat.

Direktur RSUD dr Subandi Jember Chalid Bachtir menangkis tudingan kalau rumah sakit yang dipimpinnya itu menolak untuk menerima pasien dari keluarga miskin. Semua pasien di RSUD dilayani sama.

"Ini ada bagian umum saya, pak Damanhuri. Tidak ada pasien miskin yang kami tolak, semua kami terima asal bisa menunjukkan surat berobat asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin," timpal Chalid Bachtir bernada emosi dan meninggalkan wartawan yang mengkonfirmasinya.

Ditempat Bagian Rekam Medik RSUD dr Subandi Jember dr Arif Setyoargo justru berjanji bahwa pasien Galang Firmasnyah tersebut akan diterima ketika sudah menunjukkan surat miskin dan segera dibawa berobat ke rumah sakit lagi.

"Tidak ada itu biaya tambahan Rp 9 juta, paling ada tambahan beli peralatan operasi sekitar Rp 900 ribu saja. Silahkan bawa lagi pasien itu," katanya.(*)

Tidak ada komentar: