Senin, 10 Maret 2008

22 Balita Idap Gizi Buruk

Jember – Jumlah penderita gizi buruk di Kabupaten Jember belum berkuarang. RSUD dr Subandi Jember mencatat dalam tiga bulan terakhir pasien gizi buruk yang didominasi balita sudah mencapai 22 anak.

Bahkan dari ke 22 anak itu dua diantaranya meninggal dunia karena tergolong gizi buruk kronis lantaran terdapat komplikasi penyakit yang menyerang organ tubuh vital serta sebsis infeksi berat.

Kedua balita yang tewas mengenaskan itu yakni Audio Viki Pratama warga Desa cangkring Kecamatan Jenggawah bocah berumur 3 tahun dan Aditya umur 12 bulan warga Desa Kemuningsari kecamatan Jenggawah.

Hingga saat ini pihak RSUD dr Subandi Jember tengah merawat intensif dua balita gizi buruk yakni Achmad Dani umur 10 bulan warga Desa Kemuningsari Kidul Kecamatan Jenggawah dan Sely Melani Anjelita umur 10 bulan warga Desa Arjasa Kecamatan Arjasa.

Kedua balita itu memiliki hanya berbobot badan 4,5 kilogram atau separuh dari bobot normal bayi seusianya. Selain itu mereka juga terkena gizi buruk jenis marasmus kwasiorkor atau luka kulit pada bagian perut dan pantat serta sekitar alat kelamin.

Pada saat awal masuk dirawat kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk. Ibu angkat Sely Melani Anjelita, Tin mengatakan, gejala awal sakit bayinya itu dimulai dengan terkena diare berat dan terus menerus.

"Karena tak mampu membeli susu, sejak umur 4 bulan anak kami beri air gula atau air kacang hijau. Namun kondisinya terus memburuk, makanya kami bawa ke rumah sakit," katanya.

Tak bisa disalahkan jika ia tak mampu beli susu. Pasalnya pekerjaan suaminya sebagai kuli bangunan. kenaikan harga susu kaleng yang cukup tinggi, mengakibatkan keluarga tidak mampu membelinya.

Akibatnya, kondisi kesehatan Sely kini cukup memprihatinkan, sebab disekitar perut, pantat dan alat kelamin bayi perempuan ini kulinya nampak memerah dan gatal. Diketahui Sely sudah dua hari ini terus dirawat dengan diberikan asupan gizi melalui jarum infus yang berisi cairan vitamin.

begitu juga dengan Achmad Dani. Ia mengalami gizi buruk jenis marasmum kwarsiorkor
dengan luka yang terdapat disebagian perut dan pantat.


Wakil direktur RSUD dr Subandi Jember dr Gebyar Tri Baskoro mengatakan, saat awal masuk dirawat kata dia kedua balita itu sudah menderita diare berat, wajah pucat, anemia, mata cowong serta batuk-batuk.

"Kini mereka terus kita rawat dan memasuki tahap stabilisasi dan memerlukan waktu sampai seminggu," kata dr Gebyar.

masih kata Gebyara, balita yang mengidap gizi buruk dan dirawat kebanyakan sudah memasuki fase kritis karena asupan gizi atau air susu ibu yang kurang. Apalagi ibunya juga tidak memberikan air susu namun justru hanya diberikan air gula dan air kacang hijau karena faktor ekonomi yang dialaminya.

Kondisi gizi buruk yang terus meningkat ini kurang disikapi serius oleh Dinas Kesehatan Pemkab Jember. Saat berkali-kali dikonfirmasi melalui ponselnya Kepala Dinkes Jember dr long Fajri Maulana tidak diangkat.(*)

Tidak ada komentar: